PALANGKA RAYA-Hari Guru Nasional (HGN) menjadi momentum kebangkitan bagi para pendidik di Indonesia, khususnya dalam menyuarakan aspirasi dan menerima apresiasi. Pendidikan adalah ujung tombak kemajuan bangsa. Pendidikan menjadi pilar utama yang menentukan kemajuan pembangunan masyarakat yang bermartabat. Tidak hanya para siswa, para guru pun harus beradaptasi.
Ketika pandemi Covid-19 melanda, menjadi tantangan dalam proses belajar mengajar. Hal ini mendorong tenaga pendidik untuk terus membangun pikiran positif dan kreatif, dalam menerapkan metode pembelajaran yang mudah dipahami peserta didik.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kateng H Agustiar Sabran mengatakan, momentum peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, kiranya menjadi pengingat bagi para guru untuk tetap bersahaja dalam membangkitkan semangat belajar anak-anak bangsa. Setiap insan ialah guru bagi insan lainnya.
“Perlu apresiasi kepada mereka yang telah berbagi ilmu dengan sukarela, bahkan menempuh jarak berkilo-kilo meter hanya untuk menyalurkan ilmu yang dimiliki kepada anak didik,” kata H Agustiar Sabran kepada Kalteng Pos, Kamis (25/11).
Pria yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng ini menambahkan, guru merupakan sook yang tidak mudah digantikan. Berkat kesabaran dalam mendidik, melahirkan generasi penerus bangsa yang mumpuni dalam mempertahankan kemerdekaan serta kesejahteraan bangsa. Bekal ilmu itu hanya didapatkan dari mereka yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
Mengaperiasi mereka (para guru) merupakan tanda balas jasa yang tak akan menghabiskan harta. Terima kasih kepada para guru. Jasamu akan selalu dikenang sepanjang masa. “Bangkit Guruku, Maju Indonesiaku. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” tutup politikus PDIP itu. (nue/ce/ala)