RSDS juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Pemprov Kalteng agar pasokan oksigen ke Kalteng tidak dikurangi. Yayu menyebut bahwa pekan depan pihaknya akan kedatangan dua ton oksigen. Dengan demikian dipastikan tidak sampai terjadi kekosongan stok oksigen sentral.
“Meski untuk oksigen tabung kami dikurangi dan hanya kebagian 60 tabung per hari,” ucapnya.
Pihak RSDS juga berkoordinasi dengan perusahaan di Kalteng yang bisa menghasilkan oksigen medis. Memproduksinya sehingga bisa membantu penyediaan oksigen bagi faskes. Kerja sama itu sudah berjalan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
“Memang kami khawatir suplai oksigen mandek, kami berharap langkah-langkah yang diambil itu bisa menangani persoalan,” pungkasnya.
140 Pegawai RSDS Terpapar Covid-19
Sementara itu, kasus harian angka terkonfirmasi positif Covid-19 pada Senin (26/7) tertinggi berada di Kota Palangka Raya yakni 150 orang. Menyusul Sukamara dengan jumlah 114 orang. Sedangkan daerah lainnya, penambahan berada di bawah angka 50.
Direktur Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, makin meningkatnya jumlah kasus ini juga karena banyak tenaga kesehatan di lingkup RSDS Palangka Raya yang terpapar. Selama Juli ini, tercatat ada 140 pegawai RSDS terpapar Covid-19.
“Iya, jadi saat ini sudah ada 140 pegawai di sini (RSDS, red) terpapar Covid-19, jumlah tersebut tercatat pada bulan ini (Juli, red), dan setiap hari terus meningkat,” katanya saat diwawancarai di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (26/7).
Diungkapkannya, dari 140 pegawai RSDS yang terpapar, 92 orang masih dalam perawatan dengan menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Ada pula yang sudah sembuh.
“Rata-rata memang isoman, ada lima yang dirawat di RS dengan kondisi sedang (tidak berat) dan ada dua lagi yang bergejala berat tapi penempatan kerja tidak di RSDS,” ucapnya kepada Kalteng Pos.
Yayu menyebut, pegawai yang terpapar ini tidak saja petugas yang menangani pasien Covid-19 saja, melainkan petugas yang menangani pasien non-Covid-19. Ada yang berprofesi sebagai dokter, perawat, bidan, bahkan tenaga administrasi.