“Kamus yang saya terbitkan bersama sepupu saya itu hanya Dayak Ngaju-Indonesia, sebelum sepupu saya meninggal, dia sudah mulai menyusun kamus lanjutan Dayak Ngaju-Indonesia sekaligus Indonesia-Dayak Ngaju,” ucap pria yang menyelesaikan Magister Ilmu Agama dan Budaya di Universitas Hindu Indonesia Denpasar, Bali pada 2011 lalu.
Untuk memenuhi keinginan sepupunya itu, Offeny melanjutkan penyusunan kamus lanjutan Indonesia-Dayak Ngaju. Saat ini kamus itu sudah selesai, hanya menunggu proses penerbitan ISBN saja.
“Harapan saya kamus ini bisa dilestarikan dan digunakan di semua lembaga pendidikan, karena kamus ini sudah dilengkapi dengan tata bahasa untuk membantu memahami pengucapan yang tepat bahasa Dayak Ngaju,” ujar tokoh kebahasaan Kalteng ini.
Tak hanya kamus, pria yang memiliki hobi di bidang seni dan budaya ini juga sudah memiliki sejumlah karya, seperti cerita rakyat, lukisan ukiran, dan lainnya. Saat ini ia juga sedang menyusun buku Senjata Pusaka.
“Saya kan sebagai dosen PPKN di Jurusan IPS FKIP UPR ini, jadi saya mengisi waktu luang dengan menyalurkan hobi di bidang seni dan budaya,” tutupnya. (*/ce/ala)