Atlet cabang olahraga (cabor) Menembak biasanya paling banyak dari kalangan anggota TNI-Polri. Meski demikian, kondisi ini tidak membuat Supatmi minder untuk bersaing menjadi atlet Menembak profesional. Perempuan yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga (IRT) ini bisa menunjukkan keahlian dalam membidik sasaran. Latihan yang tekun membuatnya mampu menembus multievent terbesar di Indonesia yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
EMANUEL LIU, Palangka Raya
PON XX Papua sangat spesial bagi Supatmi. Dia akan tampil perdana pada pesta olahraga empat tahunan ini. Perempuan 29 tahun ini akan memperkuat Cabor Menembak Kalteng bersama dua atlet menembak lainnya yakni Fadhil Yusuf Bahreizy dan Rosihan Idam Cahyono. Ketiganya akan berjuang bersama-sama untuk meraih hasil terbaik dan membanggakan untuk Bumi Tambun Bungai.
Supatmi cukup menarik perhatian. Seorang IRT yang berjuang di berbagai kejuaran nasional hingga sehingga berhasil melaju ke PON. Sedangkan dua rekannya yang juga memperkuat Cabor Menembak pada PON adalah berlatar belakang Polri. Fadhil Yusuf Bahreizy merupakan Anggota SPN Polda Kalteng dan Rosihan Idam Cahyono Anggota Polres Sukamara.
Meski hanya seorang IRT, perempuan yang akan berulang tahun bertepatan dengan pembukaan PON XX yakni pada 2 Oktober mendatang tidak merasa minder. “Saya selalu berupaya tampil maksimal dan komunikasi di antara kami (atlet menembak) berjalan baik selama menjalankan latihan,” kata Supatmi berbincang dengan wartawan di Gedung KONI Kalteng, beberapa waktu lalu.
Supatmi mengaku dirinya semakin terpacu dan bersemangat kendati harus berada di antara dua anggota polisi tersebut. Hal itu selalu menjadikan semangat untuk berlatih dan memberika yang terbaik untuk Kalteng.
“Saya bangga dengan mereka karena tidak memandang perbedaan saya sebagai ibu rumah tangga. Kami selalu berlatih dan memberikan masukan untuk meningkatkan kemampuan masing-masing,” tegas perempuan kelahiran Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) 2 Oktober 1992 ini.
Dikisahkannya bahwa awal mengenali cabor menembak menembak sejak tahun 2016 lalu. Dimana mendapatkan inspirasi dari sang suami Evart Hari Mulia yang juga merupakan atlet Menembak Kalteng. Saat ini sang suami tercinta menjadi pelatih PON Kalteng cabor menembak.
“Banyak suka duka yang lita lalui saat awal membangun karier hingga sast ini. Namun lama kelamaan mulai mencintai olahraga menembak dan membagi waktu baik sebagai atlet dan ibu rumah tangga,” tutur ibu satu anak ini.