“Kalau kita mendengar paparan Pak Paidi, hasil budidaya porang sangat menjanjikan. Bayangkan dalam satu hektare dengan menanam 35.000 bibit porang, diperkirakan menghasilkan hingga Rp2,4 miliar dari penjualan umbi porang dan kataknya atau bibit porang yang muncul pada sela daun tanaman porang,” terang Rinie.
Dirinya mengharapkan, kalau program tersebut berjalan dan sesuai yang harapan oleh pemerintah daerah, maka akan berdampak besar terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kotim. Pasalnya hasilnya sangat luar biasa besar dan apabila memang harga dan permintaan porang tetap stabil seperti saat ini.
“Melihat potensinya besar seperti itu, sudah seharusnya pemerintah daerah membantu masyarakat, khususnya para petani agar bisa memulai maupun mengembangkan budidaya porang tersebut. Saya juga meminta masyarakat memanfaatkan lahan telantar untuk dijadikan lahan produktif, karena hasilnya juga bisa menambah pendapatan, serta membantu pemerintah dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan,” tutupnya.(bah/ko).