Ia juga mengolah kopi yang dikombinasikan dengan tumbuhan herbal Kalteng, seperti Dayak Coffee dan teh. Untuk penyebaran produk Kaltfood seperti Coka Munyin Coffee, Coka Peaberry Coffee, Coka Med Coffee, Dayak Coffee, dan yang terbaru Teh 850 Bajakah sudah ada di toko oleh-oleh se-Kalimantan. Bahkan di luar Kalimantan pun ada, seperti di wilayah Jabodetabek.
“Sejak terjadi pandemi, kondisi usaha jadi sakit, daya beli masyarakat turun, di ritel pun penjualan kami sisa 20 persen saja,” jawab Dedi.
Padahal, sebelum pandemi ia memproduksi 12 hingga 15 ribu per varian dalam sehari. Namun sejak pandemi, dalam sehari produksi hanya berkisar di angka seribuan saja.
“Dulu sebelum pandemi, karyawan saya mencapai 15 orang, tapi pandemi mengakibatkan penurunan produksi, sehingga mau tak mau diambil kebijakan untuk pengurangan karyawan, sekarang tinggal dua orang saja,” pungkasnya. (*/ce/ala)