Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Tarif PCR di Kalteng Lebih Murah Dibandingkan Jawa-Bali

Sementara itu, Rumah Sakit Siloam Hospital Palangka Raya ternyata belum membuka pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan surat hasil pemeriksaan PCR untuk keperluan perjalanan udara. Hal itu disampaikan Christine selaku humas RS Siloam kepada Kalteng Pos, kemarin.

“Sampai sekarang (kemarin) Siloam Palangka Raya masih belum bisa melayani PCR untuk perjalanan udara, karena kami masih mengirim sampel ke laboratorium lain yakni Siloam Banjarmasin atau Jakarta,” katanya.

Ia menambahkan, biaya tes PCR di RS Siloam sekarang ini adalah Rp300 ribu. Mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya yakni Rp525.000. “Mulai hari ini (kemarin) harganya Rp300 ribu,” tutur Christine.

Terpisah, Direktur RS Bhayangkara Kompol dr Anton Sudarto menyebut bahwa pihaknya masih menggunakan tarif lama untuk RT-PCR. “Kami masih kalkulasi dulu. Rencana per 1 November nanti tarif disesuaikan, akan kami berlakukan. Jadi, sementara ini masih menggunakan tarif lama,” ucapnya.

Baca Juga :  Tujuh Mata Luka Tewaskan Pedagang Sembako

Turunnya tarif tes PCR disambut bahagia oleh masyarakat Kalteng, terutama mereka yang sering menggunakan jasa transportasi udara. Seperti yang diungkapkan Tjanurie Lie (45), yang ditemui saat mengantar sang istri ke Bandara Tjilik Riwut untuk penerbangan menuju Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Tjanurie mengaku senang dengan perubahan tarif tes PCR yang ditetapkan pemerintah. Apalagi selama ini menjadi syarat mutlak untuk bepergian keluar Kota.

“Sebagai masyarakat dan juga pengguna jasa penerbangan, ini jadi berita yang menggembirakan, pemerintan bisa menurunkan tarif PCR supaya jadi terjangkau, meskipun saat ini istri saya sebelumnya tarif PCR masih harga Rp800 ribu, kan mulai hari ini (kemarin) ditetapkan, kami bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah, apalagi di masa pandemi ini perekonomian terguncang, tapi karena sangat membutuhkan jasa transportasi udara, ya mautidak mau harus mengeluarkan uang yang banyak untuk tes PCR sebagai persyaratan penerbangan, belum lagi harga tiket pesawat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tanggapi Aksi 11 April, Ketua Fordayak Berharap Jalan Dialog Ketimbang Demo

Dengan ditetapkan tarif PCR menjadi Rp270 ribu, diyakini bisa menggairahkan kembali transportasi udara, karena penumpang tidak lagi harus mengeluarkan banyak biaya untuk bisa bepergian di masa pandemi. “Semoga tarif PCR ini berlaku dalam waktu panjang, kalau bisa turun lagi, karena dampaknya akan bagus untuk pemulihan roda perekonomian Kalteng,” tutupnya. (abw/nue/ahm/son/ena/ce/ala)

Sementara itu, Rumah Sakit Siloam Hospital Palangka Raya ternyata belum membuka pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan surat hasil pemeriksaan PCR untuk keperluan perjalanan udara. Hal itu disampaikan Christine selaku humas RS Siloam kepada Kalteng Pos, kemarin.

“Sampai sekarang (kemarin) Siloam Palangka Raya masih belum bisa melayani PCR untuk perjalanan udara, karena kami masih mengirim sampel ke laboratorium lain yakni Siloam Banjarmasin atau Jakarta,” katanya.

Ia menambahkan, biaya tes PCR di RS Siloam sekarang ini adalah Rp300 ribu. Mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya yakni Rp525.000. “Mulai hari ini (kemarin) harganya Rp300 ribu,” tutur Christine.

Terpisah, Direktur RS Bhayangkara Kompol dr Anton Sudarto menyebut bahwa pihaknya masih menggunakan tarif lama untuk RT-PCR. “Kami masih kalkulasi dulu. Rencana per 1 November nanti tarif disesuaikan, akan kami berlakukan. Jadi, sementara ini masih menggunakan tarif lama,” ucapnya.

Baca Juga :  Tujuh Mata Luka Tewaskan Pedagang Sembako

Turunnya tarif tes PCR disambut bahagia oleh masyarakat Kalteng, terutama mereka yang sering menggunakan jasa transportasi udara. Seperti yang diungkapkan Tjanurie Lie (45), yang ditemui saat mengantar sang istri ke Bandara Tjilik Riwut untuk penerbangan menuju Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Tjanurie mengaku senang dengan perubahan tarif tes PCR yang ditetapkan pemerintah. Apalagi selama ini menjadi syarat mutlak untuk bepergian keluar Kota.

“Sebagai masyarakat dan juga pengguna jasa penerbangan, ini jadi berita yang menggembirakan, pemerintan bisa menurunkan tarif PCR supaya jadi terjangkau, meskipun saat ini istri saya sebelumnya tarif PCR masih harga Rp800 ribu, kan mulai hari ini (kemarin) ditetapkan, kami bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah, apalagi di masa pandemi ini perekonomian terguncang, tapi karena sangat membutuhkan jasa transportasi udara, ya mautidak mau harus mengeluarkan uang yang banyak untuk tes PCR sebagai persyaratan penerbangan, belum lagi harga tiket pesawat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tanggapi Aksi 11 April, Ketua Fordayak Berharap Jalan Dialog Ketimbang Demo

Dengan ditetapkan tarif PCR menjadi Rp270 ribu, diyakini bisa menggairahkan kembali transportasi udara, karena penumpang tidak lagi harus mengeluarkan banyak biaya untuk bisa bepergian di masa pandemi. “Semoga tarif PCR ini berlaku dalam waktu panjang, kalau bisa turun lagi, karena dampaknya akan bagus untuk pemulihan roda perekonomian Kalteng,” tutupnya. (abw/nue/ahm/son/ena/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/