Andrie menyampaikan apresiasi, semangat kepada para Pemuda Dayak yang hadir dalam kegiatan Munas yang mengusung tema “Transformasi Pemuda Dayak di Era Revolusi Industri 4.0”.
Ia menyampaikan bahwa Revolusi industri 4.0 menyebabkan organisasi dan bisnis mengalami peningkatan volatility, uncertainty, complexity and ambiguity (VUCA) dan Indonesia menjadi negara peringkat ke dua di dunia yang paling optimis menghadapi berbagai tantangan masa depan yang sarat dengan berbagai perubahan.
“Sangatlah diperlukan upaya untuk membekali diri dengan kepercayaan yang tinggi, kalau kita mau sukses dan memenangkan persaingan di era ini,” ujar Andrie.
Keberadaan Kelompok pemuda Dayak yang merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia yang multikultural yang diharapkan Andrie tak hanya mampu bertarung dalam era globalisasi, tetapi mampu memainkan peran nya sebagai sesama anak Bangsa Indonesia memberikan kontribusi positif, masukan konstruktif serta “lagacy” yang baik bagi Indonesia terkhusus nya masyarakat Dayak.
Pemuda Dayak harus melakukan konsolidasi dalam rangka menempatkan diri sebagai subjek di era globalisasi pembangunan yang semakin massif. Musyarawah Nasional Forum Pemuda Dayak (FORDAYAK) diharapkan menjadi sebuah momentum bagi pemuda Dayak untuk mempertagas posisi dan perannya di era globalisasi. (nue/sma/ala)