Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Pemerintah Harus Gerak Cepat Menangani Demam Babi Afrika di Kalteng

Penyuntikan ini dilakukan hingga tiga kali. Rata-rata saat ini penyuntikan oleh tim di lapangan sudah sampai tahap kedua. Namun, tidak semuanya berhasil. Ada babi yang mati setelah disuntik serum. Reaksi dari babi-babi yang disuntik pun cukup bervariasi.

“Saat serum ini disuntikkan ke babi pada masa inkubasi, dalam tubuhnya akan berperang, lebih kuat virus atau serum, jika lebih kuat virus, maka babi akan mati, tapi jika lebih kuat serum, maka babi akan survive,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.

Peternak diimbau menerapkan biosekuriti dan meningkatkan kebersihan kandang. Prinsipnya, menjaga agar virus ini tidak sampai masuk ke area kandang dan mencegah virus berkembang. Caranya yakni melakukan disinfeksi kandang dengan menyemprotkan kandang dengan disinfektan yang bagus yang tepat. Juga lebih memperhatikan orang atau barang yang keluar masuk kandang.

Baca Juga :  Taati Imbauan Pemerintah

Untuk diketahui, kandang bekas dihuni babi yang sudah mati, disarankan untuk langsung ditempati babi baru. Sesering mungkin dibersihkan secara menyeluruh dan melakukan disinfeksi. Minimal dua bulan untuk proses sterilisasi kandang.

“Paling lama enam bulan dan paling cepat dua bulan, tetapi baiknya koordinasi dahulu dengan pemerintah sebelum kandang itu diisi dengan ternak babi yang baru,” ucapnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Norhaini meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya tidak lengah menangani penyebaran virus ASF. Meminta pemko untuk bergerak cepat.

“Saya selaku legislator yang membidangi pembangunan dan perekonomian turut prihatin dengan adanya wabah ini, selain peternak babi bangkrut, tentunya virus ini akan berdampak pada penjualan daging babi,” ujarnya.

Baca Juga :  Ajak Orang Tua Dukung Vaksin Anak

Dengan banyaknya babi yang mati dan menurunnya minat konsumen, tentunya cukup berdampak pada perekonomian, khususnya di sektor penjualan makanan menu babi.

“Intinya jangan lengah dalam menangani wabah ini, pemerintah harus bergerak cepat,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Asosiasi Peternak Babi Palangka Raya, Marthen Rungsa menyebut, akibat wabah demam babi Afrika yang muncul sejak tiga bulan lalu, lebih dari 3.000 ekor babi milik peternak mati. Jumlah itu tercatat dari laporan 1.000 peternak babi di Palangka Raya.

Penyuntikan ini dilakukan hingga tiga kali. Rata-rata saat ini penyuntikan oleh tim di lapangan sudah sampai tahap kedua. Namun, tidak semuanya berhasil. Ada babi yang mati setelah disuntik serum. Reaksi dari babi-babi yang disuntik pun cukup bervariasi.

“Saat serum ini disuntikkan ke babi pada masa inkubasi, dalam tubuhnya akan berperang, lebih kuat virus atau serum, jika lebih kuat virus, maka babi akan mati, tapi jika lebih kuat serum, maka babi akan survive,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.

Peternak diimbau menerapkan biosekuriti dan meningkatkan kebersihan kandang. Prinsipnya, menjaga agar virus ini tidak sampai masuk ke area kandang dan mencegah virus berkembang. Caranya yakni melakukan disinfeksi kandang dengan menyemprotkan kandang dengan disinfektan yang bagus yang tepat. Juga lebih memperhatikan orang atau barang yang keluar masuk kandang.

Baca Juga :  Taati Imbauan Pemerintah

Untuk diketahui, kandang bekas dihuni babi yang sudah mati, disarankan untuk langsung ditempati babi baru. Sesering mungkin dibersihkan secara menyeluruh dan melakukan disinfeksi. Minimal dua bulan untuk proses sterilisasi kandang.

“Paling lama enam bulan dan paling cepat dua bulan, tetapi baiknya koordinasi dahulu dengan pemerintah sebelum kandang itu diisi dengan ternak babi yang baru,” ucapnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Norhaini meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya tidak lengah menangani penyebaran virus ASF. Meminta pemko untuk bergerak cepat.

“Saya selaku legislator yang membidangi pembangunan dan perekonomian turut prihatin dengan adanya wabah ini, selain peternak babi bangkrut, tentunya virus ini akan berdampak pada penjualan daging babi,” ujarnya.

Baca Juga :  Ajak Orang Tua Dukung Vaksin Anak

Dengan banyaknya babi yang mati dan menurunnya minat konsumen, tentunya cukup berdampak pada perekonomian, khususnya di sektor penjualan makanan menu babi.

“Intinya jangan lengah dalam menangani wabah ini, pemerintah harus bergerak cepat,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Asosiasi Peternak Babi Palangka Raya, Marthen Rungsa menyebut, akibat wabah demam babi Afrika yang muncul sejak tiga bulan lalu, lebih dari 3.000 ekor babi milik peternak mati. Jumlah itu tercatat dari laporan 1.000 peternak babi di Palangka Raya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/