Sementara itu, Lurah Kalampangan Yunita Martina, pada Kamis (30/12) melakukan kegiatan survei kepada para pedagang jagung untuk mengecek berapa harga pasaran jagung yang di jual menjelang perayaan malam tahun baru.
Berdasarkan hasil pemantauannya, harga jagung yang dijajakan tepat di depan kantor Kelurahan Kalampangan per ikat dengan isi 10 jagung harganya sebesar Rp50 ribu. Harga tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp15 ribu dari tahun lalu.
Dimana tahun lalu harga jagung per ikatnya hanya Rp 35 ribu, kenaikan harga ini menurutnya dikarenakan adanya dampak banjir pada tahun ini yang terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, memberikan dampak pada sektor pertanian.
“Sektor pertanian jagung terdampak banjir, buktinya dari beberapa Rukun Warga (RW) hanya dua RW saja yang bisa menanam dan melaksanakan panen jagung, hak tersebut yang membuat harga jagung cukup tinggi,” ungkapnya.
Dikatakannya jumlah panen jagung tahun ini menurun dari tahun – tahun sebelumnya yang bisa menghasilkan hingga ratusan ribu biji jagung, tahun ini hanya sebanyak 50 ribu biji saja dari 50 Kepala Keluarga (KK) yang menanam.
Melihat antusiasme masyarakat dalam membeli jagung meskipun harganya melambung tinggi, Yunita menyatakan bahwa pasokan jagung tersebut dirasa kurang untuk memenuhi permintaan masyarakat Kota Cantik.
“Meskipun terdampak banjir, saya lihat para petani jagung ini semangatnya tidak luntur, bahkan ada beberapa petani yang kembali mulai menanam jagungnya setelah paska banjir terjadi,” pungkasnya. (*/ala)