BUNTOK – Penjabat Bupati Barito Selatan Lisda Arriyana menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah melaksanakan rembuk stunting tahun 2022.
“Ini merupakan tahun ketiga kita berkumpul melaksanakan rembuk stunting untuk mengupayakan solusi terbaik dalam pencegahan dan penanganan permasalahan stunting bersama-sama serta dalam merealisasikan program yang telah dirancang,” kata Lisda Arriyana, Rabu (24/8).
Menurut Pj Bupati Barsel Lisda Arriyana, masalah stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional yang mengacu pada putusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No.Kep 10/M.PPN/HK/02/2021 tanggal 25 Februari 202.
Perlu diketahui, kata orang nomor satu di jajaran Pemkab Barsel itu, bahwa Kabupaten Barito Selatan termasuk salah satu dari 360 kabupaten/kota sasaran intervensi penurunan stunting terintegrasi dari tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan data, kata dia, bahwa stunting di Kabupaten Barito Selatan sebesar 31,4% atau menurun 9,3% dari angka 40,7% pada tahun 2018.
Pemerintah Kabupaten Barsel, lanjut Lisda Arriyana, mempunyai target menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024 sesuai dengan rencana aksi daerah.
Dengan melihat persen yang ada, kata dia, maka Kabupaten Barsel untuk stunting masih tinggi dan harus diatasi bersama-sama secara sinergitas yang melibatkan sektor-sektor, dan elemen-elemen yang berhubungan dengan penurunan pelaksanaan stunting di Kabupaten Barsel. “Artinya kita harus menurunkan sebesar 17,4% dalam 2,5 tahun kedepan, ini juga salah satu program Strategi Nasional,” pungkasnya.
Kegiatan rembuk stunting itu dihadiri forkopimda dan kepala Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Barsel.
Rembuk stunting yang dilaksanakan di Aula Kantor Bapeda Barsel itu dirangkaikan dengan penandatanganan bersama sebagai komitmen dalam rangka percepatan, pencegahan dan penanganan stunting di Barsel. (ner/ens/ko)