KUALA KURUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) menggelar seminar akhir penyusunan kajian strategi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis ekonomi kreatif. Hal ini merupakan kebijakan untuk mendukung pencapaian visi pembangunan tahun 2019-2024. Yaitu terwujudnya Kabupaten Gumas bermartabat, maju, berdaya saing, sejahtera, dan mandiri.
”Melalui UMKM berbasis ekonomi kreatif, maka akan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berbekal ilmu pengetahuan, kreativitas, inovasi, serta lapangan pekerjaan,” kata Bupati Gumas Jaya Samaya Monong melaluli Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Guanhin, belum lama ini.
Menurut Guanhin, UMKM mempunyai peranan strategis dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan UMKM bukan hanya dianggap sebagai penampungan sementara pekerja yang belum masuk ke sektor formal. Tetapi juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas ekonomi.
”Dengan peranan itu maka tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM. Apalagi UMKM yang kreatif juga dapat memberikan citra positif tentang ciri khas suatu daerah,” kata mantan wartawan yang pernah memperkuat tim sepak bola PWI Kalteng di Pekan Olahraga Wartawan (Porwanas) itu.
Saat ini, menurut Guanhin, industri kreatif sudah mulai dilirik sebagai alternatif penggerak ekonomi, meliputi 17 subsektor. Yaitu pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fashion, film, animasi dan video, desain komunikasi visual, fotografi, televisi dan radio, kriya, seni pertunjukan, penerbitan dan aplikasi, serta periklanan.
”Industri kreatif perlu dikembangkan karena mempunyai peranan penting dalam pengembangan daerah, seperti peningkatan lapangan pekerjaan, dan sumbangan produk domestik bruto (PDB). Pengembangan kreativitas merupakan keunggulan kompetitif suatu daerah dan memberikan dampak sosial positif,” ungkapnya.
Sejauh ini, ada beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM kreatif. Diantaranya permodalan yang terbatas, bahan baku dan penggunaan peralatan produksi yang sederhana, media pemasaran terbatas karena belum adanya sentra UMKM, banyak biaya transaksi, tenaga kerja kurang terampil, serta pendaftaran hak cipta mereka.
”Dengan permasalahan itu maka pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif perlu mendapatkan perhatian baik dari pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat agar bisa berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lain. Pemerintah perlu meningkatkan peran dalam berdayakan UMKM berbasis ekonomi kreatif,” terangnya.
Dia mengajak kepada seluruh perangkat daerah untuk bersatu dalam mengawal kesinambungan pembangunan dengan menempatkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan sektor maupun kelembagaan, sehingga pembangunan dapat berjalan sesuai dengan harapan bersama.
”Dalam seminar akhir yang diikuti 40 peserta ini, kami berharap ada masukan dan saran terhadap dokumen kajian pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif Kabupaten Gumas,” tandasnya. (okt)