KUALA KURUN – Dalam pengembangan tanaman jagung hibrida, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melalui Dinas Pertanian setempat memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) berupa benih jagung hibrida, pupuk, obat-obatan, dan herbisida kepada petani.
“Dengan bantuan ini, akan bisa meningkatkan hasil produksi dan produktivitas untuk peningkatan kesejahteraan petani, serta memberikan semangat dan menumbuhkan minat dalam usaha tani jagung hibrida,” kata Wakil Bupati Gumas Efrensia LP Umbing, belum lama ini.
Bantuan itu, menurut wabup, diharapkan bisa membantu para petani untuk semakin giat dalam mengolah lahan pertaniannya, sehingga hasil usaha tani dapat meningkat dan memberi dampak yang baik bagi perekonomian keluarga.
“Kami ingin semua petani di Kabupaten Gumas lebih meningkatkan pemanfaatan lahan dengan menanam jagung hibrida. Ini untuk mendukung peningkatan pembangunan pertanian melalui smart agro,” ujarnya.
Selain itu, para petani dapat me-nerapkan teknologi pertanian dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan), pupuk yang berkualitas, benih unggul yang memiliki produktivitas tinggi, serta memanfaatkan lahan dengan sistem integreated farming atau pertanian terpadu.
“Petani bisa memanfaatkan keterkaitan antara tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hewan ternak, dan perikanan untuk mendapatkan agro ekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi, dan pelestarian sumber daya alam,” ungkapnya.
Dijelaskannya, salah satu elemen penting untuk menunjang keberhasilan dalam menjalankan usaha tani adalah peningkatan pemasaran hasil pertanian. Dengan strategi pemasaran yang baik, maka usaha tani akan dapat menghasilkan pemasukan atau pendapatan sesuai dengan keinginan petani.
“Dalam hal pemasaran hasil pertanian, juga perlu peran dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator, dan organisator. Mereka harus merubah petani menjadi lebih modern untuk wujudkan smart agro,” terangnya.
Saat ini, menurut dia, ada program desa dengan dana ketahanan pangan. Petani bisa memanfaatkan itu yang berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, baik pada saat perencanaan, maupun pelaksanaannya.
“Program itu berupa pembinaan dalam hal budi daya dan pemilihan komoditas, yang disesuaikan dengan karakter masyarakat dan potensi desa itu sendiri,” tandasnya. (okt/ens)