Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Bupati Geram atas Kasus Pencurian Sapundu

Sakariyas

KASONGAN-Kasus pencurian sapundu (patung) di di Kabupaten Katingan sering terjadi. Bupati Katingan Sakariyas tampak tak mampu menahan kegeramannya terhadap kasus pencurian sapundu di wilayahnya tersebut.

Sebab menurut bupati, sapundu ini merupakan bagian dari situs budaya yang bersifat sakral bagi umat Hindu Kaharingan. Seharusnya keberadaannya, harus terjaga dan terpelihara dengan baik.

“Saya sangat marah sekali melihat kasus pencurian Sapundu di tempat kita. Seperti di Desa Tumbang Lahang itu,” tegas Sakariyas, ketika menghadiri kegiatan di Sekretariat LPT-IK Kabupaten Katingan, Selasa (26/7).

Dia mengaku, dirinya sampai mengundang pisur untuk menabur beras kuning dan beras merah di situ. Hal itu dilakukan Untuk memberikan efek jera bagi pelaku yang mencuri sapundu disitu. “Sapundu di Tumbang Lahang itu milik leluhur kami. Kok teganya, mengambil Sapundu itu. Tidak menghargai leluhur di situ,” ungkap Sakariyas dengan nada kesal.

Baca Juga :  Belum Vaksin, Gagal Ikut Operasi Katarak

Menyikapi peristiwa itu, bupati meminta kepada LPT-IK Kabupaten Katingan untuk membantu memperhatikan hal ini. “Sebab selama ini saya melihat LPT-IK ini diam ketika ada pencurian sapundu. Saya ingin mari kita sama-sama menjaga keberadaan dari situs budaya yang kita miliki. Jangan-jangan nanti, sandung juga ikut dicuri,” tegasnya.

Menanggapi pernyataan bupati, Ketua LPT-IK Kabupaten Katingan Sarnadie D Uga menjelaskan, terkait pencurian Sapundu ini memang ada beberapa sisi yang harus mereka lihat lebih dahulu. Selama ini sapundu yang hilang di Katingan, kebanyakan bersifat pribadi atau sekelompok dari umat Hindu Kaharingan.

Sementara dari turun temurun aslinya umat Hindu Kaharingan sudah tidak ada lagi dari keturunannya. Inilah yang akan menjadi hambatan bagi mereka di Lembaga (LPT-IK).

Baca Juga :  Mudik, Masyarakat Diminta Utamakan Keselamatan

“Karena keturunannya sudah meninggalkan hal itu dan tidak peduli dengan sapundunya. Bahkan koordinasinya tidak ada ke kita. Karena mereka tidak tahu seperti apa prosedurnya. Sementara sampai sekarang, kita juga tidak ada menerima laporan terkait kehilangan sapundu selama ini,” jelas Sarnadie. Inilah yang menjadi permasalahan bagi mereka selama ini. Bahkan Sarnadie mencontohkan, seperti misalnya di Kepolisian. Jika tidak ada laporan misalnya, maka tidak bisa ditindaklanjuti. “Begitu juga kami dari Lembaga. Karena itu memang menjadi dasar bagi kami,” terangnya.

Dia berharap kedepan, jika ada terjadi kehilangan sapundu, supaya mengikuti mekanisme yang ada untuk menyampaikan laporan kepada pihaknya, secara berjenjang. “Jika ada laporan, kami pasti mendorong hal ini sampai kepada tingkat kabupaten,” tandasnya. (eri/art/ko)

Sakariyas

KASONGAN-Kasus pencurian sapundu (patung) di di Kabupaten Katingan sering terjadi. Bupati Katingan Sakariyas tampak tak mampu menahan kegeramannya terhadap kasus pencurian sapundu di wilayahnya tersebut.

Sebab menurut bupati, sapundu ini merupakan bagian dari situs budaya yang bersifat sakral bagi umat Hindu Kaharingan. Seharusnya keberadaannya, harus terjaga dan terpelihara dengan baik.

“Saya sangat marah sekali melihat kasus pencurian Sapundu di tempat kita. Seperti di Desa Tumbang Lahang itu,” tegas Sakariyas, ketika menghadiri kegiatan di Sekretariat LPT-IK Kabupaten Katingan, Selasa (26/7).

Dia mengaku, dirinya sampai mengundang pisur untuk menabur beras kuning dan beras merah di situ. Hal itu dilakukan Untuk memberikan efek jera bagi pelaku yang mencuri sapundu disitu. “Sapundu di Tumbang Lahang itu milik leluhur kami. Kok teganya, mengambil Sapundu itu. Tidak menghargai leluhur di situ,” ungkap Sakariyas dengan nada kesal.

Baca Juga :  Belum Vaksin, Gagal Ikut Operasi Katarak

Menyikapi peristiwa itu, bupati meminta kepada LPT-IK Kabupaten Katingan untuk membantu memperhatikan hal ini. “Sebab selama ini saya melihat LPT-IK ini diam ketika ada pencurian sapundu. Saya ingin mari kita sama-sama menjaga keberadaan dari situs budaya yang kita miliki. Jangan-jangan nanti, sandung juga ikut dicuri,” tegasnya.

Menanggapi pernyataan bupati, Ketua LPT-IK Kabupaten Katingan Sarnadie D Uga menjelaskan, terkait pencurian Sapundu ini memang ada beberapa sisi yang harus mereka lihat lebih dahulu. Selama ini sapundu yang hilang di Katingan, kebanyakan bersifat pribadi atau sekelompok dari umat Hindu Kaharingan.

Sementara dari turun temurun aslinya umat Hindu Kaharingan sudah tidak ada lagi dari keturunannya. Inilah yang akan menjadi hambatan bagi mereka di Lembaga (LPT-IK).

Baca Juga :  Mudik, Masyarakat Diminta Utamakan Keselamatan

“Karena keturunannya sudah meninggalkan hal itu dan tidak peduli dengan sapundunya. Bahkan koordinasinya tidak ada ke kita. Karena mereka tidak tahu seperti apa prosedurnya. Sementara sampai sekarang, kita juga tidak ada menerima laporan terkait kehilangan sapundu selama ini,” jelas Sarnadie. Inilah yang menjadi permasalahan bagi mereka selama ini. Bahkan Sarnadie mencontohkan, seperti misalnya di Kepolisian. Jika tidak ada laporan misalnya, maka tidak bisa ditindaklanjuti. “Begitu juga kami dari Lembaga. Karena itu memang menjadi dasar bagi kami,” terangnya.

Dia berharap kedepan, jika ada terjadi kehilangan sapundu, supaya mengikuti mekanisme yang ada untuk menyampaikan laporan kepada pihaknya, secara berjenjang. “Jika ada laporan, kami pasti mendorong hal ini sampai kepada tingkat kabupaten,” tandasnya. (eri/art/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/