Kamis, Juni 12, 2025
25.6 C
Palangkaraya

Inilah Jumlah Kasus Karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur

SAMPIT – Baru memasuki awal Juni, musim kemarau di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) langsung disambut peringatan dini. Sepuluh titik kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah terdeteksi di wilayah ini. Sebagian besar kasus tersebut terjadi di dalam Kota Sampit.

“Ini bisa dibilang sinyal awal yang harus diwaspadai. Sudah ada sepuluh titik Karhutla, dan sebagian besar berada di kawasan Kota Sampit,” ujar Kepala BPBD Kotim, Multazam, saat ditemui Rabu (11/6/2025).

Dari data sementara, kebakaran yang terjadi sudah menghanguskan lebih dari lima hektare lahan. Multazam menjelaskan bahwa semua titik kebakaran terjadi di lahan milik warga. Meski tidak ditemukan indikasi pembakaran disengaja. Warga membuka kebun saat musim kering, namun tidak mengantisipasi risiko merembetnya api.

Baca Juga : 
Gunakan Anggaran Karhutla dengan Semestinya

“Kami memahami masyarakat memanfaatkan kondisi cuaca, tapi perlu diingat, api bisa menyebar dengan cepat dalam kondisi kemarau seperti ini,” tegasnya.

Sebagai langkah antisipatif, BPBD bersama pemerintah daerah telah mendirikan delapan posko siaga Karhutla di kecamatan-kecamatan yang dinilai rawan, seperti Teluk Sampit, Seranau, hingga Parenggean. Masing-masing posko dijaga oleh tim gabungan yang terdiri dari relawan Masyarakat Peduli Api (MPA), personel TNI, dan Polri.

“Setiap posko sudah disiapkan peralatan seperti mobil tangki air dan pompa. Mereka bertugas memantau titik panas dan melakukan penanganan cepat bila api muncul,” katanya.

Multazam menyebutkan bahwa kesiapsiagaan ini bukan hanya untuk pemadaman, tetapi juga sebagai bentuk edukasi kepada warga agar tidak menggunakan cara-cara berisiko tinggi saat membuka lahan.

Baca Juga : 
Kotim Raih Predikat Pratama Kabupaten Layak Anak

Menurut prakiraan BMKG, musim kemarau akan berlangsung cukup panjang di wilayah Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Multazam menekankan pentingnya kewaspadaan sejak dini, terutama di kawasan selatan Kotim yang memiliki banyak lahan gambut.

“Kami tak ingin menunggu jumlah titik kebakaran bertambah. Sepuluh saja sudah cukup jadi alarm. Sekarang saatnya bersiap, bukan menunggu,” pungkasnya. (mif/ram)

SAMPIT – Baru memasuki awal Juni, musim kemarau di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) langsung disambut peringatan dini. Sepuluh titik kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah terdeteksi di wilayah ini. Sebagian besar kasus tersebut terjadi di dalam Kota Sampit.

“Ini bisa dibilang sinyal awal yang harus diwaspadai. Sudah ada sepuluh titik Karhutla, dan sebagian besar berada di kawasan Kota Sampit,” ujar Kepala BPBD Kotim, Multazam, saat ditemui Rabu (11/6/2025).

Dari data sementara, kebakaran yang terjadi sudah menghanguskan lebih dari lima hektare lahan. Multazam menjelaskan bahwa semua titik kebakaran terjadi di lahan milik warga. Meski tidak ditemukan indikasi pembakaran disengaja. Warga membuka kebun saat musim kering, namun tidak mengantisipasi risiko merembetnya api.

Baca Juga : 
Gunakan Anggaran Karhutla dengan Semestinya

“Kami memahami masyarakat memanfaatkan kondisi cuaca, tapi perlu diingat, api bisa menyebar dengan cepat dalam kondisi kemarau seperti ini,” tegasnya.

Sebagai langkah antisipatif, BPBD bersama pemerintah daerah telah mendirikan delapan posko siaga Karhutla di kecamatan-kecamatan yang dinilai rawan, seperti Teluk Sampit, Seranau, hingga Parenggean. Masing-masing posko dijaga oleh tim gabungan yang terdiri dari relawan Masyarakat Peduli Api (MPA), personel TNI, dan Polri.

“Setiap posko sudah disiapkan peralatan seperti mobil tangki air dan pompa. Mereka bertugas memantau titik panas dan melakukan penanganan cepat bila api muncul,” katanya.

Multazam menyebutkan bahwa kesiapsiagaan ini bukan hanya untuk pemadaman, tetapi juga sebagai bentuk edukasi kepada warga agar tidak menggunakan cara-cara berisiko tinggi saat membuka lahan.

Baca Juga : 
Kotim Raih Predikat Pratama Kabupaten Layak Anak

Menurut prakiraan BMKG, musim kemarau akan berlangsung cukup panjang di wilayah Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Multazam menekankan pentingnya kewaspadaan sejak dini, terutama di kawasan selatan Kotim yang memiliki banyak lahan gambut.

“Kami tak ingin menunggu jumlah titik kebakaran bertambah. Sepuluh saja sudah cukup jadi alarm. Sekarang saatnya bersiap, bukan menunggu,” pungkasnya. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/