Sabtu, Juni 14, 2025
28.6 C
Palangkaraya

Wilayah Kotim, Daerah rawan Karhutla saat Musim Kemarau

SAMPIT– Ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali menghantui wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) seiring datangnya musim kemarau.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengingatkan bahwa sejumlah kecamatan di kawasan ini masuk dalam zona merah risiko Karhutla.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengatakan bahwa kondisi cuaca saat ini sejalan dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Curah hujan sudah menurun sejak pekan ketiga Mei. Kemarau diperkirakan menguat di bulan Juni dan Juli, dengan wilayah selatan Kotim sebagai kawasan yang paling dulu terpengaruh,” jelasnya, Jumat (13/6/2025).

Berdasarkan kajian risiko bencana, ada delapan wilayah di bagian selatan Kotim yang tergolong sangat rawan Karhutla.

Baca Juga : 
Santri di Kotim Mulai Divaksinasi

Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Kota Besi, Cempaka Mulia Timur, serta sebagian wilayah Parenggean.

“Wilayah ini memiliki bentang lahan gambut yang luas. Gambut yang kering sangat mudah terbakar, dan bila terjadi kebakaran, sangat sulit dipadamkan karena api bisa menjalar di bawah permukaan,” ungkap Multazam.

Ia mengatakan kondisi panas saat ini memperbesar potensi kebakaran, terlebih jika masyarakat masih menggunakan praktik pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian.

“Kami sangat berharap masyarakat memahami risikonya. Sekali terjadi kebakaran di lahan gambut, dampaknya bisa meluas dan berlangsung lama,” tegasnya.

Untuk meminimalkan risiko, BPBD Kotim menghimbau masyarakat agar tidak sembarangan membakar lahan atau sampah guna menghindari bencaba yang bisa aja terjadi.

Baca Juga : 
Musorkab KONI Kotim Cari Ketua Umum

“Kami juga terus mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk tidak membakar lahan atau sampah sembarangan. Pencegahan adalah kunci utama menghadapi musim kemarau ini,” pungkas Multazam. (mif/ram)

SAMPIT– Ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali menghantui wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) seiring datangnya musim kemarau.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengingatkan bahwa sejumlah kecamatan di kawasan ini masuk dalam zona merah risiko Karhutla.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, mengatakan bahwa kondisi cuaca saat ini sejalan dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Curah hujan sudah menurun sejak pekan ketiga Mei. Kemarau diperkirakan menguat di bulan Juni dan Juli, dengan wilayah selatan Kotim sebagai kawasan yang paling dulu terpengaruh,” jelasnya, Jumat (13/6/2025).

Berdasarkan kajian risiko bencana, ada delapan wilayah di bagian selatan Kotim yang tergolong sangat rawan Karhutla.

Baca Juga : 
Santri di Kotim Mulai Divaksinasi

Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Kota Besi, Cempaka Mulia Timur, serta sebagian wilayah Parenggean.

“Wilayah ini memiliki bentang lahan gambut yang luas. Gambut yang kering sangat mudah terbakar, dan bila terjadi kebakaran, sangat sulit dipadamkan karena api bisa menjalar di bawah permukaan,” ungkap Multazam.

Ia mengatakan kondisi panas saat ini memperbesar potensi kebakaran, terlebih jika masyarakat masih menggunakan praktik pembakaran lahan untuk membuka lahan pertanian.

“Kami sangat berharap masyarakat memahami risikonya. Sekali terjadi kebakaran di lahan gambut, dampaknya bisa meluas dan berlangsung lama,” tegasnya.

Untuk meminimalkan risiko, BPBD Kotim menghimbau masyarakat agar tidak sembarangan membakar lahan atau sampah guna menghindari bencaba yang bisa aja terjadi.

Baca Juga : 
Musorkab KONI Kotim Cari Ketua Umum

“Kami juga terus mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk tidak membakar lahan atau sampah sembarangan. Pencegahan adalah kunci utama menghadapi musim kemarau ini,” pungkas Multazam. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/