Kamis, Juli 17, 2025
24.1 C
Palangkaraya

Sempat Dicekik, Ini Kronologi Penggerebekan Kakak Beradik di Wengga Happy

SAMPIT – Penggerebekan di sebuah rumah di Perumahan Wengga Happy Timur, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menyita perhatian publik setelah videonya viral di media sosial.

Kevin Pratama Putra, pemilik rumah sekaligus korban, mengungkapkan kronologi kejadian secara runtut tanpa tambahan.

Menurut Kevin, malam itu ia pulang dari sebuah festival bersama adik perempuannya. Namun, adiknya lebih dulu tiba di rumah dan langsung tidur.

Update Kasus Remaja Dituduh Bawa Cewek, Penggerebek dan Perusak Rumah Dilaporkan ke DAD Kotim

Sesampainya di rumah, Kevin masuk ke kamar mandi dan terkejut ketika mendengar segerombolan orang datang dan mendobrak pintu rumahnya.

“Saat saya di WC, saya dengar suara orang datang bergerombol. Saya kira mau ke rumah tetangga. Ternyata ke rumah saya. Tanpa mengetok dan memanggil, mereka langsung mendobrak pintu,” ujar Kevin saat diwawancara, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga :  Bupati: Pengelolaan Pelabuhan Pelangsian Harus Dimaksimalkan

Kaget mendengar suara itu, Kevin keluar dari kamar mandi dan melihat pintu rumahnya sudah didobrak dan kacanya pecah. Ia langsung bertanya kepada rombongan tersebut terkait aksi mereka.

“Saya tanya, ‘sampean ngapain mendobrak pintu saya?’ Mereka jawab saya tidak melapor. Saya tanya lagi, laporan apa lagi?” ucapnya.

Kevin lalu ditarik ke halaman depan rumah. Di sana, ia dituduh membawa perempuan untuk berduaan tanpa izin lingkungan. Ia yang kala itu membawa adiknya langsung menjelaskan hal itu.

Pengakuan Kevin tidak serta merta dipercaya begitu saja. Sekelompok orang yang berjumlah delapan orang tersebut meminta Kevin menunjukan bukti berupa Kartu Keluarga (KK).

“Saya langsung jelaskan bahwa itu adik kandung saya. Untuk apa saya harus laporan? Mereka tidak percaya dan minta bukti. Saya ambil KK dan saya perlihatkan. Saat saya tunjukkan, KK itu langsung dirampas dari tangan saya,” jelasnya.

Baca Juga :  Perekamanan E- KTP, Dukcapil Diminta Jemput Bola

Setelah melihat KK, Kevin menduga mereka tidak terima karena ternyata perempuan yang bersamanya memang adik kandungnya. Salah satu dari mereka kemudian mencekik leher Kevin dan menantangnya berkelahi.

“Mereka menantang saya berkelahi, tapi saya tidak mau. Saya tetap sabar walau sempat emosi. Ada tetangga yang melerai,” katanya.

Kevin juga menegaskan, para pelaku adalah petugas keamanan lingkungan atau jaga malam di perumahan tersebut. Namun mereka bertindak tanpa membawa serta Ketua RT dan tanpa sepengetahuan RT setempat. Akibat kejadian itu, adiknya yang masih duduk di bangku SMP mengalami trauma.

“Adek saya sampai trauma, sekarang sakit dan tidak sekolah,” tambahnya.
Kronologi tersebut sempat membuat geger warga sekitar dan warganet. Pihak keluarga kini menempuh jalur hukum, baik ke kepolisian maupun ke Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim. (mif/ram)

SAMPIT – Penggerebekan di sebuah rumah di Perumahan Wengga Happy Timur, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menyita perhatian publik setelah videonya viral di media sosial.

Kevin Pratama Putra, pemilik rumah sekaligus korban, mengungkapkan kronologi kejadian secara runtut tanpa tambahan.

Menurut Kevin, malam itu ia pulang dari sebuah festival bersama adik perempuannya. Namun, adiknya lebih dulu tiba di rumah dan langsung tidur.

Update Kasus Remaja Dituduh Bawa Cewek, Penggerebek dan Perusak Rumah Dilaporkan ke DAD Kotim

Sesampainya di rumah, Kevin masuk ke kamar mandi dan terkejut ketika mendengar segerombolan orang datang dan mendobrak pintu rumahnya.

“Saat saya di WC, saya dengar suara orang datang bergerombol. Saya kira mau ke rumah tetangga. Ternyata ke rumah saya. Tanpa mengetok dan memanggil, mereka langsung mendobrak pintu,” ujar Kevin saat diwawancara, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga :  Bupati: Pengelolaan Pelabuhan Pelangsian Harus Dimaksimalkan

Kaget mendengar suara itu, Kevin keluar dari kamar mandi dan melihat pintu rumahnya sudah didobrak dan kacanya pecah. Ia langsung bertanya kepada rombongan tersebut terkait aksi mereka.

“Saya tanya, ‘sampean ngapain mendobrak pintu saya?’ Mereka jawab saya tidak melapor. Saya tanya lagi, laporan apa lagi?” ucapnya.

Kevin lalu ditarik ke halaman depan rumah. Di sana, ia dituduh membawa perempuan untuk berduaan tanpa izin lingkungan. Ia yang kala itu membawa adiknya langsung menjelaskan hal itu.

Pengakuan Kevin tidak serta merta dipercaya begitu saja. Sekelompok orang yang berjumlah delapan orang tersebut meminta Kevin menunjukan bukti berupa Kartu Keluarga (KK).

“Saya langsung jelaskan bahwa itu adik kandung saya. Untuk apa saya harus laporan? Mereka tidak percaya dan minta bukti. Saya ambil KK dan saya perlihatkan. Saat saya tunjukkan, KK itu langsung dirampas dari tangan saya,” jelasnya.

Baca Juga :  Perekamanan E- KTP, Dukcapil Diminta Jemput Bola

Setelah melihat KK, Kevin menduga mereka tidak terima karena ternyata perempuan yang bersamanya memang adik kandungnya. Salah satu dari mereka kemudian mencekik leher Kevin dan menantangnya berkelahi.

“Mereka menantang saya berkelahi, tapi saya tidak mau. Saya tetap sabar walau sempat emosi. Ada tetangga yang melerai,” katanya.

Kevin juga menegaskan, para pelaku adalah petugas keamanan lingkungan atau jaga malam di perumahan tersebut. Namun mereka bertindak tanpa membawa serta Ketua RT dan tanpa sepengetahuan RT setempat. Akibat kejadian itu, adiknya yang masih duduk di bangku SMP mengalami trauma.

“Adek saya sampai trauma, sekarang sakit dan tidak sekolah,” tambahnya.
Kronologi tersebut sempat membuat geger warga sekitar dan warganet. Pihak keluarga kini menempuh jalur hukum, baik ke kepolisian maupun ke Dewan Adat Dayak (DAD) Kotim. (mif/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/