SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong penguatan budaya literasi di kalangan pelajar. Tak sekadar mengajarkan keterampilan teknis membaca dan menulis, literasi dinilai sebagai sarana penting dalam membentuk cara berpikir dan karakter generasi muda.
Kepala Dinas Pendidikan Kotim, Muhammad Irfansyah, menegaskan pentingnya membiasakan siswa untuk mengungkapkan gagasan secara tertulis sejak usia dini. Menurutnya, kemampuan ini akan sangat berguna di tengah derasnya arus informasi di era digital.
“Pelajar tetap perlu dilatih untuk berpikir kritis dan menyalurkan gagasan melalui tulisan. Ini bagian dari pembentukan karakter dan penguatan cara berpikir,” ujar Irfansyah, Kamis (19/6)
Ia menjelaskan bahwa literasi bukan hanya soal kemampuan teknis membaca atau menulis, melainkan juga kemampuan memahami, menganalisis, hingga mengomunikasikan ide dengan jelas dan bertanggung jawab. Hal ini akan berdampak langsung pada kecakapan siswa dalam menyikapi berbagai persoalan di sekitarnya.
Irfansyah juga menekankan pentingnya peran guru dan tenaga pendidik dalam menumbuhkan minat baca dan tulis di lingkungan sekolah. Ia percaya, pembiasaan yang konsisten akan membentuk pola pikir positif dan produktif pada siswa.
“Keterlibatan guru sangat penting untuk membimbing dan mengarahkan. Kalau dibiasakan, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan peduli,” katanya.
Ia berharap gerakan literasi tidak hanya menjadi program formal di sekolah, tapi benar-benar hidup dalam keseharian siswa. Menurutnya, pelajar yang terbiasa menulis akan lebih peka, solutif, dan berani menyampaikan gagasan dengan cara yang baik.
“Semangat literasi harus terus digelorakan sejak dini. Mari kita dorong anak-anak untuk aktif membaca dan menulis, agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi yang cerdas, peduli, dan berkarakter,” pungkasnya.(bah)
