Jumat, Juni 20, 2025
26.6 C
Palangkaraya

Warga Harus Merelakan Orangutan yang Dipelihara sejak Bayi Diserahkan ke BKSDA

SAMPIT-Orangutan betina berusia sekitar 12 tahun akhirnya diserahkan warga Desa Beringin Makmur, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah.

Primata tersebut awalnya ditemukan dalam kondisi masih bayi di semak belukar yang dulunya merupakan hutan lebat di belakang rumah warga bernama Amel.

Hutan itu kemudian ditebang dan diubah menjadi kebun kelapa sawit.

“Menurut keterangan Sdri. Amel, orangutan ditemukan pada tahun 2014 saat hutan di belakang rumahnya mulai dibuka. Saat itu anak orangutan tersebut ditemukan sendirian, tanpa induk,” ungkap Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, Jum’at (20/6/2025).

Selama lebih dari 10 tahun, satwa liar dilindungi itu dirawat secara mandiri. Ia diberi susu, bubur bayi merek SUN, dan pisang. Namun, seiring waktu, pemilik merasa tidak sanggup lagi merawatnya. Ia lalu menghubungi call center BKSDA untuk menyerahkan satwa tersebut secara sukarela.

Baca Juga :  Hapus Kemiskinan Ekstrem dengan Tiga Langkah Strategis

Tim dari Seksi Konservasi Wilayah II dan Orangutan Foundation UK pun menindaklanjuti laporan itu. Orangutan kini telah berada di Pangkalan Bun dan akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis.

Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama agar masyarakat dan pelaku usaha tidak gegabah dalam membuka lahan, terlebih di kawasan yang menjadi habitat satwa dilindungi seperti orangutan. Orangutan tersebut akan diperiksa kondisinya sebelum dilakukan rehabilitasi.

“Hari ini tim dokter hewan akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi orangutan tersebut untuk memastikan kesehatannya sebelum dilakukan rehabilitasi lebih lanjut,” katanya.(mif)

SAMPIT-Orangutan betina berusia sekitar 12 tahun akhirnya diserahkan warga Desa Beringin Makmur, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah.

Primata tersebut awalnya ditemukan dalam kondisi masih bayi di semak belukar yang dulunya merupakan hutan lebat di belakang rumah warga bernama Amel.

Hutan itu kemudian ditebang dan diubah menjadi kebun kelapa sawit.

“Menurut keterangan Sdri. Amel, orangutan ditemukan pada tahun 2014 saat hutan di belakang rumahnya mulai dibuka. Saat itu anak orangutan tersebut ditemukan sendirian, tanpa induk,” ungkap Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, Jum’at (20/6/2025).

Selama lebih dari 10 tahun, satwa liar dilindungi itu dirawat secara mandiri. Ia diberi susu, bubur bayi merek SUN, dan pisang. Namun, seiring waktu, pemilik merasa tidak sanggup lagi merawatnya. Ia lalu menghubungi call center BKSDA untuk menyerahkan satwa tersebut secara sukarela.

Baca Juga :  Hapus Kemiskinan Ekstrem dengan Tiga Langkah Strategis

Tim dari Seksi Konservasi Wilayah II dan Orangutan Foundation UK pun menindaklanjuti laporan itu. Orangutan kini telah berada di Pangkalan Bun dan akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis.

Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama agar masyarakat dan pelaku usaha tidak gegabah dalam membuka lahan, terlebih di kawasan yang menjadi habitat satwa dilindungi seperti orangutan. Orangutan tersebut akan diperiksa kondisinya sebelum dilakukan rehabilitasi.

“Hari ini tim dokter hewan akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi orangutan tersebut untuk memastikan kesehatannya sebelum dilakukan rehabilitasi lebih lanjut,” katanya.(mif)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/