Jumat, Februari 21, 2025
27 C
Palangkaraya

Pemko Palangka Raya Memperluas Operasi Pasar,Yakin Harga Elpiji 3 Kg Terkendali

PALANGKA RAYA–Mahalnya harga elpiji subsidi 3 kilogram (Kg) di pasaran menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

Salah satu cara efektif yang bisa mengendalikan harga ugal-ugalan di tingkat eceran adalah dengan operasi pasar. Rakyat bisa mendapatkan harga gas melon ini sesuai dengan harga sebenarnya, yakni Rp22.000 hingga Rp24.000 per tabung.

Kemarin (17/2/2025) Pemko melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya bekerja sama dengan Pertamina melaksanakan operasi pasar di Jalan Putri Junjung Buih, Kelurahan Langkai.

Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga elpiji bagi masyarakat menjelang bulan Ramadan. Dalam oprasi kali ini, sebanyak 200 tabung elpiji 3 kg disalurkan kepada masyarakat Kelurahan Langkai.

 

Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya Samsul Rizal, melalui Kepala Bidang Perdagangan, Fajar Bhakti, menjelaskan bahwa operasi pasar ini merupakan yang pertama di tahun 2025 dan akan berlanjut ke lima kelurahan lainnya.

 

“Hari ini (kemarin) kami melaksanakan operasi pasar Elpiji 3 kg di Kelurahan Langkai dengan jumlah kuota yang telah disetujui dan disediakan oleh Pertamina untuk setiap kelurahan adalah sebanyak 200 tabung, operasi pasar juga akan dilaksanakan di Kelurahan Panarung, Menteng, Bukit Tunggal, Pahandut, dan Kelampangan, total ada enam kelurahan yang telah disetujui oleh Pertamina untuk menerima alokasi elpiji bersubsidi,” ungkap Fajar Bhakti.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memperluas cakupan operasi pasar ke kelurahan lain sesuai dengan permintaan masyarakat. Kegiatan operasi pasar ini bertujuan untuk mengurangi lonjakan harga elpiji 3 kg yang kerap terjadi menjelang hari besar keagamaan.

Baca Juga :  Pemko Buka Donasi Peduli Banjir Katingan

 

Pemko telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan keputusan Wali Kota tahun 2021, yaitu Rp22 ribu per tabung untuk wilayah kota dan Rp24 ribu per tabung untuk wilayah Kecamatan Rakumpit. Namun, di tingkat pengecer, harga elpiji 3 kg sering kali melonjak hingga Rp40 ribu per tabung. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan Pertamina.

 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah secara rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan Elpiji guna memastikan harga tetap sesuai ketentuan. Brand Manager Pertamina, Yasir Huwaydi, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam distribusi Elpiji subsidi adalah perbedaan harga di tingkat pengecer yang sulit dikendalikan.

 

“Kami mengimbu masyarakat bisa membeli langsung di pangkalan, jika ada laporan mengenai harga yang melebihi HET atau warga yang kesulitan mendapatkan elpiji, silakan laporkan kepada kami agar bisa ditindaklanjuti bersama,” ujarnya.

 

Selain itu, untuk mengatasi distribusi yang tidak merata, pemerintah daerah bersama Pertamina sedang mengembangkan sistem pengawasan yang lebih ketat, termasuk penerapan kartu pengambilan elpiji bagi masyarakat. Dengan sistem ini, setiap KTP hanya bisa digunakan untuk membeli satu tabung elpiji per transaksi.

 

“Beberapa ibu rumah tangga (IRT) sudah mulai menggunakan kartu ini, sehingga hanya masyarakat di wilayah tertentu yang berhak membeli elpiji bersubsidi, namun, sistem ini masih dalam tahap pengembangan,” tambah Yasir.

 

Setiap kartu tanda penduduk (KTP) hanya bisa digunakan untuk membeli satu tabung LPG per transaksi. Pertamina menilai satu tabung per rumah tangga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, melalui sistem monitoring berbasis MAP, juga dapat mempermudah proses pendataan terkait pengambilan mengambil kuota LPG.

Baca Juga :  Daya Saing Tenaga Kerja Perlu Ditingkatkan

 

Ditempatkan yang sama Lurah Langkai, Dedy, menjelaskan bahwa informasi mengenai operasi pasar telah disampaikan melalui grup RT. Setiap warga yang ingin membeli elpiji diwajibkan membawa fotokopi KTP dan hanya diperbolehkan membeli satu tabung per KTP.

 

“Kami memastikan bahwa operasi pasar ini hanya untuk warga Kelurahan Langkai, warga dari kelurahan lain akan mendapat  jadwal tersendiri sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh DPKUKMP, kami berharap semua masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan LPG secara merata,” kata Dedy.

 

Selain itu Dedy berharap kedepan kuota distribusi ini dapat ditambah mengingat jumlah masyarakat kelurahan Langkai cukup banyak. Sehingga masyarakat yang merasakan manfaat dari gas bersubsidi dapat lebih merata.

 

Salah satu masyarakat penerima elpiji subsidi, Ibu Lutfi, mengungkapkan rasa syukur atas adanya operasi pasar ini. Namun, ia juga berharap agar distribusi elpiji lebih mudah diakses, terutama bagi masyarakat yang rumahnya jauh dari pangkalan. Meski harus melewati agen atau kios-kios, Ia berharap harga tidak terlalu jauh perbedaannya.

 

“Biasanya di warung harganya sampai Rp40 ribu per tabung, sekarang di sini hanya Rp22 ribu, beberapa hari ini agak sulit mendapatkan LPG, jadi operasi pasar ini sangat membantu, kami hanya perlu membawa fotokopi KTP dan uang Rp22 ribu untuk mendapatkan satu tabung,” ujar Lutfi.

 

“Bisa meringankan pengeluaran, biasa kalau beli diwarung agak mahal, diluar diantaranya bisa harga 30, 38 kadang 40 dan bisa harga 48 per tabung, kalau disini agak murah, gas ini juga untuk keperluan rumah tangga, ” ujar warga lainnya Jumini. (mut/ovi/*apt/ala)

PALANGKA RAYA–Mahalnya harga elpiji subsidi 3 kilogram (Kg) di pasaran menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

Salah satu cara efektif yang bisa mengendalikan harga ugal-ugalan di tingkat eceran adalah dengan operasi pasar. Rakyat bisa mendapatkan harga gas melon ini sesuai dengan harga sebenarnya, yakni Rp22.000 hingga Rp24.000 per tabung.

Kemarin (17/2/2025) Pemko melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya bekerja sama dengan Pertamina melaksanakan operasi pasar di Jalan Putri Junjung Buih, Kelurahan Langkai.

Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga elpiji bagi masyarakat menjelang bulan Ramadan. Dalam oprasi kali ini, sebanyak 200 tabung elpiji 3 kg disalurkan kepada masyarakat Kelurahan Langkai.

 

Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya Samsul Rizal, melalui Kepala Bidang Perdagangan, Fajar Bhakti, menjelaskan bahwa operasi pasar ini merupakan yang pertama di tahun 2025 dan akan berlanjut ke lima kelurahan lainnya.

 

“Hari ini (kemarin) kami melaksanakan operasi pasar Elpiji 3 kg di Kelurahan Langkai dengan jumlah kuota yang telah disetujui dan disediakan oleh Pertamina untuk setiap kelurahan adalah sebanyak 200 tabung, operasi pasar juga akan dilaksanakan di Kelurahan Panarung, Menteng, Bukit Tunggal, Pahandut, dan Kelampangan, total ada enam kelurahan yang telah disetujui oleh Pertamina untuk menerima alokasi elpiji bersubsidi,” ungkap Fajar Bhakti.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memperluas cakupan operasi pasar ke kelurahan lain sesuai dengan permintaan masyarakat. Kegiatan operasi pasar ini bertujuan untuk mengurangi lonjakan harga elpiji 3 kg yang kerap terjadi menjelang hari besar keagamaan.

Baca Juga :  Pemko Buka Donasi Peduli Banjir Katingan

 

Pemko telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan keputusan Wali Kota tahun 2021, yaitu Rp22 ribu per tabung untuk wilayah kota dan Rp24 ribu per tabung untuk wilayah Kecamatan Rakumpit. Namun, di tingkat pengecer, harga elpiji 3 kg sering kali melonjak hingga Rp40 ribu per tabung. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan Pertamina.

 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah secara rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan Elpiji guna memastikan harga tetap sesuai ketentuan. Brand Manager Pertamina, Yasir Huwaydi, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama dalam distribusi Elpiji subsidi adalah perbedaan harga di tingkat pengecer yang sulit dikendalikan.

 

“Kami mengimbu masyarakat bisa membeli langsung di pangkalan, jika ada laporan mengenai harga yang melebihi HET atau warga yang kesulitan mendapatkan elpiji, silakan laporkan kepada kami agar bisa ditindaklanjuti bersama,” ujarnya.

 

Selain itu, untuk mengatasi distribusi yang tidak merata, pemerintah daerah bersama Pertamina sedang mengembangkan sistem pengawasan yang lebih ketat, termasuk penerapan kartu pengambilan elpiji bagi masyarakat. Dengan sistem ini, setiap KTP hanya bisa digunakan untuk membeli satu tabung elpiji per transaksi.

 

“Beberapa ibu rumah tangga (IRT) sudah mulai menggunakan kartu ini, sehingga hanya masyarakat di wilayah tertentu yang berhak membeli elpiji bersubsidi, namun, sistem ini masih dalam tahap pengembangan,” tambah Yasir.

 

Setiap kartu tanda penduduk (KTP) hanya bisa digunakan untuk membeli satu tabung LPG per transaksi. Pertamina menilai satu tabung per rumah tangga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, melalui sistem monitoring berbasis MAP, juga dapat mempermudah proses pendataan terkait pengambilan mengambil kuota LPG.

Baca Juga :  Daya Saing Tenaga Kerja Perlu Ditingkatkan

 

Ditempatkan yang sama Lurah Langkai, Dedy, menjelaskan bahwa informasi mengenai operasi pasar telah disampaikan melalui grup RT. Setiap warga yang ingin membeli elpiji diwajibkan membawa fotokopi KTP dan hanya diperbolehkan membeli satu tabung per KTP.

 

“Kami memastikan bahwa operasi pasar ini hanya untuk warga Kelurahan Langkai, warga dari kelurahan lain akan mendapat  jadwal tersendiri sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh DPKUKMP, kami berharap semua masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan LPG secara merata,” kata Dedy.

 

Selain itu Dedy berharap kedepan kuota distribusi ini dapat ditambah mengingat jumlah masyarakat kelurahan Langkai cukup banyak. Sehingga masyarakat yang merasakan manfaat dari gas bersubsidi dapat lebih merata.

 

Salah satu masyarakat penerima elpiji subsidi, Ibu Lutfi, mengungkapkan rasa syukur atas adanya operasi pasar ini. Namun, ia juga berharap agar distribusi elpiji lebih mudah diakses, terutama bagi masyarakat yang rumahnya jauh dari pangkalan. Meski harus melewati agen atau kios-kios, Ia berharap harga tidak terlalu jauh perbedaannya.

 

“Biasanya di warung harganya sampai Rp40 ribu per tabung, sekarang di sini hanya Rp22 ribu, beberapa hari ini agak sulit mendapatkan LPG, jadi operasi pasar ini sangat membantu, kami hanya perlu membawa fotokopi KTP dan uang Rp22 ribu untuk mendapatkan satu tabung,” ujar Lutfi.

 

“Bisa meringankan pengeluaran, biasa kalau beli diwarung agak mahal, diluar diantaranya bisa harga 30, 38 kadang 40 dan bisa harga 48 per tabung, kalau disini agak murah, gas ini juga untuk keperluan rumah tangga, ” ujar warga lainnya Jumini. (mut/ovi/*apt/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/