PALANGKA RAYA-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya kembali terjadi. Kali ini karhutla terjadi di Jalan Telawang Raya, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Selasa (27/6). Lokasi kebakaran berada di lahan kosong sekitar 200 meter dari Pondok Pesantren Hasanka. Petugas membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk memadamkan api.
Koordinator Lapangan (Korlap) Pemadaman Karhutla dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Agus Maksum mengungkapkan, saat itu api melalap 0,12 hektare (ha) lahan.
“Sebelumnya memang sudah ada kebakaran di kawasan ini, tapi berhasil dipadamkan. Tetapi baru-baru ini kembali terbakar, sepertinya karena cuaca yang konsisten panas, api sudah mulai dapat memakan gambut,” ungkap Agus kepada wartawan di sela-sela proses pemadaman api.
Karhutla yang terjadi selama satu minggu ke belakang kebanyakan terjadi di lokasi yang jauh dari permukiman warga. Oleh sebab itu, lanjut pria kelahiran 1985 tersebut, pihaknya tidak mengalami kendala berarti dari segi teknis sarpras pemadaman, tetapi terkendala menuju lokasi kebakaran.
“Sarpras pemadaman kebakaran aman, tapi kendala yang kami alami sejauh ini adalah akses jalan menuju lokasi kebakaran, sebab tidak bisa dilalui oleh kendaraan, harus berjalan kaki,” tutur pria berusia 38 tahun itu.
Agus mengungkapkan, lokasi kebakaran yang pihaknya padamkan saat itu bukanlah yang kali pertama terjadi. Setidaknya di lokasi yang hampir sangat berdekatan dengan lokasi kebakaran tersebutlah, lanjut Agus, sudah terjadi enam kali kebakaran. Sudah terjadi sejak Maret lalu.
“Pertama di bulan Maret, kalau diakumulasi itu sekitar 16 ha di lokasi ini. Kalau ditotal sampai dengan kami padamkan ini, totalnya 20 ha lahan yang terbakar, di lokasi yang sama,” tandasnya.
Sementara itu di tempat berbeda, Asisten I Sekda Kalteng, Leonard S Ampung, mengungkapkan, pemeritnah provinsi terus memantau perkembangan kasus karhutla di Kalteng yang saat ini cukup menarik perhatian. “Mengenai titik-titik api, bisa dibuat petanya untuk mempermudah kita,” ucapnya.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) juga diminta untuk segera membereskan datanya. “Apa saja pencegahan, penindakan, dan kerja sama yang telah dilakukan,” katanya.
Leonard juga mengatakan pada BPBPK untuk membuat peta yang jelas mengenai kondisi tanah. “Baik kondisi tanah gambut, kondisional, atau mineral harus jelas di peta sehingga prioritas penanganan karhutla ada di titik-titik tersebut,” tuturnya. Sehingga pada fokus setelahnya ada di titik tersebut tanpa mengabaikan wilayah lain. “Ini supaya kejadian di tahun 2015 tidak terjadi lagi,” tambahnya.
Begitu pula mengenai latihan pengamanan agar dapat di ekspos sehingga dapat dilihat oleh khalayak. “Kita ini kurang ekspos, bagus kerjanya tapi eksposenya belum masif,” ujarnya. Hal ini juga menurut Leo berlaku untuk semua OPD, sehingga tidak melulu bergantung pada kominfo.
Menanggapi hal itu, Ahmad Toyib Plt Kepala BPBPK menyampaikan usulannya. “Di usulkan mobil sebagai tambahan untuk sarpras,” ucapnya. Untuk mempermudah operasi pencegahan terjadi karhutla. “Hari ini datang lagi 1 helikopter yang agak besar, 5.000 liter dari Banjarmasin,” lanjutnya. Yang mana sejauh ini hanya ada 2 unit helikopter water bombing untuk membantu penangan pemadaman karhutla. (dan/*zia/uni)