PALANGKA RAYA-Secara rutin Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual. Berdasarkan hasil rakor pengendalian inflasi Rabu (3/5), tingkat inflasi Kalteng berada di urutan ke-11 se-Indonesia.
Saat memimpin rapat, Mendagri Tito Karnavian mengatakan bahwa saat ini inflasi di Indonesia berada di urutan 145 dari 186 negara inflasi terendah yakni 4,33 persen. Sedangkan di tingkat negara G20, Indonesia berada di urutan 8 dari 24 negara inflasi terendah dan di tingkat ASEAN, Indonesia berada di urutan 6 dari 11 negara inflasi terendah.
Usai mengikuti rakor secara virtual dari Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan bahwa Kalteng tidak masuk dalam sepuluh besar daerah dengan inflasi tertinggi. Tentu ini berkat sinergisitas antara tim pengendali inflasi daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota serta satgas pangan yang sudah melakukan upaya maksimal.
“Kalteng berada di tengah-tengah, tidak masuk dalam 10 provinsi tertinggi maupun 10 provinsi terendah, itu artinya kita masih aman,” ucap Yuas.
Ia juga menyebutkan beberapa komoditi yang mengalami inflasi di bulan lalu yakni beras, daging ayam ras, telur, cabai rawit merah hingga daging sapi. Namun, Kota Palangka Raya menjadi salah satu kota sampel inflasi yang masuk 10 besar tertinggi.
“Kami akan terus melakukan instruksi pusat untuk menstabilkan inflasi seperti menggelar pasar murah, pasar penyeimbang, gerakan penanaman pangan, sidak hingga melakukan penanaman lokal sesuai arahan kementerian,” pungkasnya. (*zia/abw)