Dikatakannya, masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan fase penting yang berpengaruh pada perkembangan anak secara keseluruhan, yang dihitung dari sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia dua tahun.
“Melalui Program ini, diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan pengetahuan kita bersama dari semua unsur tentang pendidikan keluarga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dan juga mendorong kita semua untuk meneruskan informasi di lingkungan kita masing-masing,” imbuhnya.
Mengingat penyebab masalah gizi adalah multifaktor, maka upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah kurang gizi harus melalui pendekatan multisektor. Artinya bahwa penanggulangan masalah kurang gizi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilakukan bersama-sama dengan sektor di luar bidang kesehatan.
“Sektor lain di luar kesehatan yang memiliki peranan penting dalam penanggulangan masalah gizi antara lain adalah sektor ekonomi, pekerjaan umum, pertanian, ketahanan pangan, perikanan, pendidikan dan sektor terkait lainnya,”ucap Sekda.
Dijelaskan Nuryakin, permasalahan gizi jika dibiarkan akan berdampak pada rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, yang selanjutnya akan berdampak pada daya saing bangsa sehingga dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif diperlukan status gizi yang optimal, dengan cara melakukan perbaikan gizi.