SAMPIT – Momen hari raya Iduladha membawa berkah tersendiri bagi para pelaku usaha. Tak hanya penjual sapi, penjual pisau kurban di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) juga panen rezeki.
Salah satunya dirasakan Mang Iin, penjual pisau yang sudah lima tahun menekuni usaha ini. Menjelang hari raya, pesanan dan pembeli meningkat tajam dibanding hari-hari biasa.
“Alhamdulillah penjualan meningkat dari tahun kemarin. Kalau dibandingkan hari biasa, bisa naik sampai 90 persen,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Pisau-pisau yang dijualnya beragam, baik dari sisi fungsi maupun harga. Ia menyediakan pisau untuk menyembelih, menyincang, hingga menguliti hewan kurban. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp2 juta tergantung bahan dan kualitas.
“Ada yang bahannya dari lokal, ada juga dari luar negeri seperti Italia, Jerman, dan China. Selain mengambil dari luar, saya juga produksi sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, tantangan dalam usaha ini justru terletak pada proses pengasahan. Ia mengaku tak jarang tangannya terluka saat mengasah pisau agar tetap tajam dan presisi. Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan semangatnya.
“Saya memang hobi di bidang ini. Walaupun kadang tangan bisa kena luka saat ngasah, tapi tetap dijalani. Kalau musim kurban seperti ini, omset bisa sampai jutaan rupiah,” katanya sambil tersenyum.
Ia menambahkan, tahun ini terasa lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. Masyarakat mulai mempersiapkan kebutuhan Iduladha lebih awal, termasuk memastikan alat penyembelihan yang digunakan benar-benar tajam dan sesuai fungsi.
Dari usahanya itu, ia mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah.
“Pisau itu harus pas dengan fungsinya. Beda pisau untuk sembelih, beda juga untuk nyincang atau nguliti. Kalau pakai pisau yang tepat, pekerjaan juga jadi lebih cepat dan rapi,” tutupnya.
Sementara itu, Matsuri, salah satu penyembelih hewan kurban mengatakan pisau yang berkualitas menentukan hasil dari penyembelihan. Ketajaman dan kualitas pisau mampu mempengaruhi hasil dari daging kurban itu sendiri.
“Pisau yang tajam dan berkualitas itu membuat sapi tidak merasakan sakit saat disembelih. Akhirnya tidak stres. Jadi dagingnya lebih enak dan tidak berbau,” katanya. (mif/ram)