PALANGKA RAYA – Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 mencetak sukses besar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Digelar selama beberapa hari dengan aneka suguhan seni dan budaya khas daerah, event tahunan ini menyedot lebih dari 70.000 pengunjung dan membukukan transaksi ekonomi sekitar Rp7 miliar.
Salah satu elemen krusial dibalik kesuksesan ini adalah kontribusi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang tak hanya hadir meramaikan pameran, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi rakyat.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalteng, Rahmawati, mengungkapkan, FBIM menjadi momentum strategis untuk mempromosikan potensi produk lokal sekaligus mengakselerasi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“UMKM bukan hanya pelengkap dalam sebuah festival budaya, tapi bagian penting yang memberi nyawa pada geliat ekonomi daerah. Melalui FBIM, produk lokal bisa menjangkau pasar yang lebih luas, sekaligus memperkuat jaringan usaha para pelaku UMKM,” ujar Rahmawati, baru-baru ini.
Rahmawati menegaskan, gelaran Kalteng Expo 2025 yang menjadi bagian integral dari FBIM, Dinas Koperasi dan UKM menghadirkan 30 UMKM binaan yang mewakili 14 kabupaten/kota. Tak hanya itu, lebih dari 200 UMKM turut ambil bagian di berbagai stan milik organisasi perangkat daerah (OPD), instansi vertikal, serta kabupaten/kota lainnya.
“Antusiasme pelaku UMKM sangat tinggi. Kami melihat langsung bagaimana festival ini membuka peluang usaha baru, mempertemukan produsen dengan calon mitra maupun pembeli. Efek dominonya sangat nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Rahmawati.
Selama enam hari, Kalteng Expo menampilkan 213 stan dengan ragam produk unggulan, mulai dari kerajinan rotan, kuliner tradisional, fashion etnik, hingga otomotif. Aktivitas transaksi yang semarak membuat nilai ekonomi yang tercipta mencapai Rp7 miliar, menjadikannya salah satu pameran ekonomi kreatif paling sukses di Kalimantan Tengah.
Tak hanya sisi ekonomi, FBIM juga memperkuat identitas budaya daerah. Sebanyak 1.936 peserta dari 18 cabang lomba seni dan budaya turut ambil bagian, dengan puncaknya pada Karnaval Budaya yang menampilkan 2.040 peserta dan 68 kendaraan hias. Ribuan penonton memadati ruas-ruas jalan di Kota Palangka Raya untuk menyaksikan parade akbar yang merepresentasikan kekayaan etnik Kalteng.
Sebagai bentuk sinergi pembangunan, ajang ini juga dirangkai dengan Job Fair Kalteng 2025, yang menghadirkan 50 perusahaan dengan total 3.008 lowongan kerja. Ribuan pencari kerja memanfaatkan peluang ini, baik secara langsung maupun melalui aplikasi digital Kerja Berkah Kalteng.
Dengan keberhasilan menyatukan budaya, ekonomi, dan peluang kerja dalam satu kemasan, FBIM 2025 sekali lagi membuktikan dirinya sebagai event strategis yang bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi daerah secara konkret.
“Festival ini adalah bukti bahwa budaya lokal bisa menjadi kekuatan ekonomi baru. Kita ingin menjadikan FBIM sebagai panggung yang tak hanya menampilkan tradisi, tapi juga memberdayakan masyarakat,” tutup Rahmawati. (kom/hms/uut/ktk/aza)