Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Rupiah di Level Rp14.347 per Dolar AS

JAKARTA – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah seiring dengan minat pelaku pasar terhadap aset berisiko tinggi. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah berada di level Rp14.347 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini dengan sentimen pasar terhadap risiko terlihat negatif,” kata analis keuangan Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Kamis (3/2).

Ariston memaparkan, data tenaga kerja AS bulan Januari yang menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan memicu sentimen negatif ke aset berisiko. Sebab, banyak pihak yang berpendapatan hal ini disebabkan oleh kasus Covid-19 yang semakin meluas.

“Banyak analis berpendapat bahwa penurunan ini karena Omicron yang meluas yang mendorong penurunan aktivitas ekonomi,” tuturnya.

Baca Juga :  Penjualan Listrik PLN Naik 6,17 Persen

Sementara, faktor dalam negeri sendiri kasus Omicron juga masih meningkat dan dapat berdampak negatif kepada perekonomian. Apalagi tingginya angka inflasi menambah kecemasan para pelaku pasar. Sebab, daya beli yang menurun karena inἀasi juga bisa mengganggu pemulihan ekonomi.

“Rupiah berpotensi melemah ke kisaran 14.380, dengan support di kisaran 14.330,” pungkasnya. (jpg/ko)

JAKARTA – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah seiring dengan minat pelaku pasar terhadap aset berisiko tinggi. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah berada di level Rp14.347 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini dengan sentimen pasar terhadap risiko terlihat negatif,” kata analis keuangan Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Kamis (3/2).

Ariston memaparkan, data tenaga kerja AS bulan Januari yang menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan memicu sentimen negatif ke aset berisiko. Sebab, banyak pihak yang berpendapatan hal ini disebabkan oleh kasus Covid-19 yang semakin meluas.

“Banyak analis berpendapat bahwa penurunan ini karena Omicron yang meluas yang mendorong penurunan aktivitas ekonomi,” tuturnya.

Baca Juga :  Penjualan Listrik PLN Naik 6,17 Persen

Sementara, faktor dalam negeri sendiri kasus Omicron juga masih meningkat dan dapat berdampak negatif kepada perekonomian. Apalagi tingginya angka inflasi menambah kecemasan para pelaku pasar. Sebab, daya beli yang menurun karena inἀasi juga bisa mengganggu pemulihan ekonomi.

“Rupiah berpotensi melemah ke kisaran 14.380, dengan support di kisaran 14.330,” pungkasnya. (jpg/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/