SAMPIT-Saat pagi masih berselimut kabut di perkebunan sawit, ribuan pekerja sudah mulai beraktivitas.
Tak banyak yang tahu, di balik hiruk-pikuk perkebunan dan ladang, sektor pertanian ternyata menjadi tumpuan utama penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim, Eddy Surahman, mengungkapkan bahwa sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan menempati posisi teratas dalam menyerap tenaga kerja di daerah ini.
“Sektor ini mempekerjakan sebanyak 94.164 orang atau 45,14 persen dari total penduduk yang bekerja,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Data tersebut dirangkum dalam Statistik Ketenagakerjaan Kotim 2024, yang berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023.
Di Kotim, survei ini melibatkan 520 rumah tangga terpilih, sebagai bagian dari 300 ribu rumah tangga secara nasional.
Pada Agustus 2024, jumlah penduduk usia kerja di Kotim tercatat mencapai 341.726 orang, naik sekitar 4.771 orang dibanding tahun sebelumnya. Dari angka itu, sebanyak 218.747 orang masuk kategori angkatan kerja, yaitu mereka yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Menariknya, meskipun jumlah pekerja meningkat menjadi 208.614 orang. Angka itu bertambah 6.359 orang dibanding tahun lalu, namun jumlah pengangguran juga tercatat naik menjadi 10.133 orang.
Meski demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru turun tipis menjadi 4,63 persen, menandakan semakin banyak warga yang terserap ke pasar kerja.
“Publikasi ini kami susun untuk memberikan gambaran kondisi ketenagakerjaan terbaru di Kotim. Informasi ini memuat data seputar jumlah pekerja, distribusi menurut sektor usaha, tingkat pendidikan, jam kerja, hingga data pengangguran,” jelas Eddy.
Selain sektor pertanian, sektor jasa-jasa juga berperan besar dengan menyerap 43,13 persen tenaga kerja. Sementara itu, sektor industri tercatat menjadi yang paling sedikit, yakni hanya mempekerjakan sekitar 11,73 persen atau 24.467 orang.
Jika ditelaah lebih jauh, pekerja formal di Kotim mendominasi dengan jumlah 109.147 orang atau 52,32 persen, sedangkan sektor informal diikuti oleh 99.467 orang. Kondisi ini menunjukkan masih kuatnya peran sektor nonformal dalam mendukung perekonomian daerah.
Sementara itu, jika dilihat dari sisi jam kerja, mayoritas pekerja atau 68,58 persen tergolong pekerja penuh, yakni mereka yang bekerja 35 jam atau lebih per minggu.
Meski demikian, masih terdapat 31,42 persen pekerja yang masuk kategori tidak penuh, serta sekitar 0,97 persen yang sementara tidak bekerja.
Dengan potensi yang masih luas di sektor pertanian dan perkebunan, peluang penyerapan tenaga kerja di Kotim diperkirakan tetap terbuka lebar.
“Sektor pertanian memang menjadi andalan dan sangat penting untuk mendukung ketahanan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.(mif)