Site icon KaltengPos

Tingkatkan Nilai Ekonomi Rotan

PELATIHAN : Kepala Desa Teluk Timbau H. Gurdansyah menerima tas rotan hasil pelatihan dari Hambriah peserta pelatihan disaksikan pelatih Niang, dan CSR PT Pamapersada Nusantara Michael Elyfas K, saat penutupan kegiatan, Senin (30/9/2021)

BUNTOK –  Rotan merupakan salah satu hasil hutan di Desa Teluk Timbau, Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan. Melihat potensi ini,  PT Pamapersada Nusantara dan PT TOP bersama Pemerintah Desa Teluk Timbau menggelar pelatihan menganyam rotan untuk menghasilkan produk kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari 29-30 Agustus 2021 diikuit 20 orang peserta. Panitia menghadirkan Niang, sebagai pelatih yang merupakan owner Galeri Produk Rotan ”Jawet Niang” Palangkaraya.

CSR PT Pamapersada Nusantara, Michael Elyfas K melihat peserta yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga nampak sangat antusias mengikuti pelatihan menganyam tersebut. Terbukti dengan pelatihan yang diadakan 2 hari tersebut masing-masing kelompok dapat menghasilkan 1 produk anyaman rotan yang sangat cantik.

”Kami sangat puas dengan pelatihan yang diselenggarakan ini, peserta sangat antusias. Dengan potensi rotan yang ada di Desa Teluk Timbau harapannya masyarakat dapat menghasilkan produk yang bagus dan mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga dapat membantu perekonomian keluarga,” kata Michael dalam rilisnya.

Kepala Desa Teluk Timbau, H. Gurdansyah berharap semoga pelatihan-pelatihan seperti ini dapat berkelanjutan. Setelah masyarakat dapat menghasilkan produk kerajinan dapat diterima di pasar dalam maupun luar kota.

Produk-produk yang dihasilkan oleh peserta pelatihan antara lain lanjung,topi, dan tas tangan dengan berbagai macam motif yang diajarkan oleh pelatih. Menurut pelatih Niang ‘potensi pasar produk anyaman rotan itu sangat besar, pasarnya bisa lokal, luar provinsi hingga mancanegara.

“Rotan merupakatn ciri khas Kalteng, sehingga ketika ada wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Tengah tentu anyaman rotan menjadi prioritas pilihan mereka untuk dijadikan cindera mata. Ibu-ibu peserta pelatihan harus terus semangat dan tidak lelah untuk belajar dengan motif-motif yang baru,” ujar Niang. (sma/b5)

Exit mobile version