PALANGKA RAYA – Negara tujuan utama ekspor Provinsi Kalteng pada Oktober 2021 adalah Tiongkok, Jepang dan India. Nilai ekspor ke Tiongkok mencapai 48,48 persen, Jepang 17,77 persen dan India 14,07 persen.
“Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor untuk semua negara tujuan, kecuali Korea Selatan, Malaysia dan beberapa negara dalam kelompok negara lainnya. Ekspor ke Tiongkok mengalami peningkatan terbesar sebesar 115,33 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, baru-baru ini.
Eko menjelaskan, peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan ekspor bahan bakar mineral (batu bara dan lignit), bijih logam, terak dan abu (bijih zirconium, bijih seng, bijih alumunium, dan bijih timbal), lemak dan minyak hewani/ nabati (fraksi cari RPO), serta berbagai produk kimia (bungkil dari biji atau kernel kelapa sawit).
“Sementara ekspor ke Korea Selatan mengalami penurunan terbesar yaitu 87,14 persen, terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor bahan bakar mineral (batu bara) dan bahan anyaman nabati (cangkang kernel kelapa sawit),” terangnya.
Selanjutnya, dibanding kondisi bulan yang sama tahun 2020, pada Oktober 2021 terjadi peningkatan nilai ekspor untuk semua negara tujuan, kecuali Korea Selatan dan beberapa negara dalam kelompok negara lainnya.
Eko menjelaskan, ekspor ke Tiongkok mengalami kenaikan terbesar yang mencapai 610,73 persen, didorong oleh peningkatan ekspor bahan bakar mineral (batu bara dan lignit), lemak dan minyak hewani/nabati (fraksi cair RPO), bijih logam, terak, dan abu (bijih zirconium, bijih ilmenit, bijih seng, bijih alumunium, dan bijih timbal), dan ampas dan sisa industri makanan (bungkil dari biji atau kernel kelapa sawit).
“Negara lain yang juga mengalami peningkatan ekspor yaitu, Jepang 143,60 persen, India 114,41 persen, Philipina 3.504,00 persen, Taiwan 490,88 persen, untuk Spanyol tidak ada transaksi ekspor pada Oktober 2020, Malaysia 43,97 persen dan Viet Nam 46,33 persen,” ungkapnya.
“Sementara itu, ekspor ke Korea Selatan mengalami penurunan terbesar sebesar 67,47 persen, terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor bahan bakar mineral (batu bara),” imbuhnya. (aza/ko)