Senin, November 25, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Impor dari Malaysia Meningkat

PALANGKA RAYA – Negara utama asal impor Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2022 berasal dari Malaysia yaitu US$4,91 juta, Singapura US$3,32 juta dan Laos US$2,15 juta.

“Impor dari Malaysia berupa mesin penyortir sawit, mesin boiler dan mesin ekstraksi sawit. Impor dari Singapura berupa aspal (bitumen petroleum), dan impor dari Laos berupa pupuk (kalium klorida),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, baru-baru ini.

Eko melanjutkan, dibandingkan Juli 2022, terjadi kenaikan nilai impor hampir dari semua negara. Peningkatan nilai impor terbesar Kalimantan Tengah pada Agustus 2022 berasal dari Malaysia US$2,70 juta atau 122,17 persen.

“Kemudian disusul oleh Singapura dan Jerman, masing-masing sebesar US$1,85 juta atau 125,85 persen dan US$0,57 juta, atau tidak terdapat impor dari Jerman pada Juli 2022,” ungkapnya. Menurut Eko, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021, terjadi kenaikan nilai impor hampir dari semua negara. Kenaikan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$4,86 juta atau 9.720,00 persen.

Baca Juga :  Ekspor Barang dan Jasa Mencapai 20,23 Persen

“Setelah itu disusul oleh Singapura dan Laos masing-masing sebesar US$1,95 juta atau 142,34 persen dan US$1,37 juta atau 175,64 persen,” tandasnya. (aza)

PALANGKA RAYA – Negara utama asal impor Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2022 berasal dari Malaysia yaitu US$4,91 juta, Singapura US$3,32 juta dan Laos US$2,15 juta.

“Impor dari Malaysia berupa mesin penyortir sawit, mesin boiler dan mesin ekstraksi sawit. Impor dari Singapura berupa aspal (bitumen petroleum), dan impor dari Laos berupa pupuk (kalium klorida),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, baru-baru ini.

Eko melanjutkan, dibandingkan Juli 2022, terjadi kenaikan nilai impor hampir dari semua negara. Peningkatan nilai impor terbesar Kalimantan Tengah pada Agustus 2022 berasal dari Malaysia US$2,70 juta atau 122,17 persen.

“Kemudian disusul oleh Singapura dan Jerman, masing-masing sebesar US$1,85 juta atau 125,85 persen dan US$0,57 juta, atau tidak terdapat impor dari Jerman pada Juli 2022,” ungkapnya. Menurut Eko, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021, terjadi kenaikan nilai impor hampir dari semua negara. Kenaikan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$4,86 juta atau 9.720,00 persen.

Baca Juga :  Ekspor Barang dan Jasa Mencapai 20,23 Persen

“Setelah itu disusul oleh Singapura dan Laos masing-masing sebesar US$1,95 juta atau 142,34 persen dan US$1,37 juta atau 175,64 persen,” tandasnya. (aza)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/