PALANGKA RAYA – Impor Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menurut negara asal, selama Mei 2022 hanya berasal dari tiga negara, yaitu Jerman US$0,34 juta, Saudi Arabia US$0,19 juta dan Singapura US$0,42 ribu.
“Impor dari Jerman dan Saudi Arabia berupa katalisator yang masuk ke dalam kelompok berbagai produk kimia, sedangkan impor dari Singapura berupa berbagai produk kimia dalam bentuk katalisator,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro, beberapa waktu lalu.
Eko melanjutkan, dibanding April 2022, nilai impor yang berasal dari Laos mengalami penurunan terbesar, yakni US$1,41 juta. Dimana impor dari Laos berupa pupuk dalam bentuk kalium klorida.
“Sementara itu, peningkatan terbesar terjadi pada nilai impor yang berasal dari Jerman sebesar US$0,19 juta, yang berupa katalisator penunjang aktivitas laboratorium,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021, impor Kalimantan Tengah pada Mei 2022 mengalami penurunan sebesar 83,37 persen. Impor dari Malaysia mengalami penurunan terbesar senilai US$2,34 juta atau 100,00 persen.
“Ini didorong oleh menurunnya impor kelompok mesin dan peralatan mekanis. Sementara itu, peningkatan terbesar berasal dari Jerman (impor katalisator) senilai US$0,07 juta,” tandasnya. (aza/ko)
PALANGKA RAYA – Impor Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menurut negara asal, selama Mei 2022 hanya berasal dari tiga negara, yaitu Jerman US$0,34 juta, Saudi Arabia US$0,19 juta dan Singapura US$0,42 ribu.
“Impor dari Jerman dan Saudi Arabia berupa katalisator yang masuk ke dalam kelompok berbagai produk kimia, sedangkan impor dari Singapura berupa berbagai produk kimia dalam bentuk katalisator,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro, beberapa waktu lalu.
Eko melanjutkan, dibanding April 2022, nilai impor yang berasal dari Laos mengalami penurunan terbesar, yakni US$1,41 juta. Dimana impor dari Laos berupa pupuk dalam bentuk kalium klorida.
“Sementara itu, peningkatan terbesar terjadi pada nilai impor yang berasal dari Jerman sebesar US$0,19 juta, yang berupa katalisator penunjang aktivitas laboratorium,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2021, impor Kalimantan Tengah pada Mei 2022 mengalami penurunan sebesar 83,37 persen. Impor dari Malaysia mengalami penurunan terbesar senilai US$2,34 juta atau 100,00 persen.
“Ini didorong oleh menurunnya impor kelompok mesin dan peralatan mekanis. Sementara itu, peningkatan terbesar berasal dari Jerman (impor katalisator) senilai US$0,07 juta,” tandasnya. (aza/ko)