TEMANGGUNG- Petani tembakau dan cengkih dari sejumlah daerah diliputi kegelisahan. Hal itu karena munculnya rencana kenaikan cukai pada tahun depan. Mereka meminta pemerintah menganalisis lebih dalam soal dampak yang dipicu kenaikan tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung Siyamin mengatakan, kenaikan tarif cukai rokok yang berlaku tahun ini saja sudah menyulitkan mereka.
“Setiap tahun petani babak belur. Mohon pemerintah jangan lagi menaikkan cukai,” ujarnya Rabu (18/8). Dia melanjutkan, sampai pertengahan bulan ini, para petani di daerahnya masih diliputi ketidakpastian dalam penyerapan hasil panen.
Hal serupa diutarakan Ketua DPC APTI Kabupaten Pamekasan Samukrah. Dia menuturkan, petani tembakau sedang mengalami banyak kesulitan. Mulai dampak pandemi Covid-19 hingga kondisi cuaca yang memicu penurunan hasil panen.Selain itu, permintaan hasil panen menurun. “Sudah cukup petani tembakau dihadapkan pada tantangan iklim atau cuaca,” katanya.
Menurut dia, rencana kenaikan cukai berpotensi menurunkan permintaan daun tembakau dan cengkih oleh pabrikan rokok sehingga berdampak pada pengurangan jam kerja dan upah buruh.
Dalam buku II Nota Keuangan Beserta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022, pemerintah menargetkan penerimaan cukai tahun depan sebesar Rp 203,92 triliun. Target itu tumbuh 11,9 persen dari outlook tahun 2021.
Meski target cukai tahun depan dipastikan naik, hingga kini pemerintah belum memutuskan besaran kenaikan tarif cukai rokok tahun depan.(jpc)