PALANGKA RAYA – Program strategis Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran dalam pengendalian inflasi diantaranya membuka pasar penyeimbang, khususnya di Kota Palangka Raya dan Sampit. Pasar Penyeimbang merupakan salah satu langkah Pemprov Kalteng untuk menjaga kestabilan ekonomi dan menekan laju inflasi daerah.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap program tersebut, Dislutkan Provinsi Kalteng sebagai leading sector bidang perikanan melaksanakan penjualan ikan segar murah di Palangka Raya dan Sampit. Hal ini diharapkan dapat mempertahankan daya beli masyarakat serta mampu menekan laju inflasi daerah,” kata Kepala Dislutkan Kalteng Darliansjah saat meninjau pasar penyeimbang di halaman kolam bioflok Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Minggu (20/11).
“Pasar Penyeimbang ini digelar juga dalam rangka menyambut Hari Ikan Nasional (Harkannas) pada tanggal 21 November 2022 lalu, dengan menjual ikan segar harga murah,” imbuhnya.
Menurut Darliansjah, komitmen Gubernur Kalteng mengatasi inflasi daerah sangat tinggi. Terbukti, untuk penanganan inflasi di Kalteng dalam jangka pendek tidak hanya menggelar pasar penyeimbang, namun juga memberikan perhatian khusus bagi nelayan dan pelaku usaha yang terkena dampak langsung karena tingginya inflasi, khususnya kenaikan harga BBM. Dengan memberikan bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan.
“Total anggaran BLT BBM tahun 2022, bagi pelaku usaha perikanan Rp13.495.200.000. Bantuan itu diberikan kepada 22.492 pelaku usaha perikanan se-Kalteng. Gubernur Kalteng berharap melalui BLT BBM ini pelaku usaha perikanan di Kalteng dapat terbantu dalam meningkatkan produksinya terutama dalam menghadapi situasi inflasi dan kenaikan harga BBM saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan tren yang berkembang angka produksi perikanan Kalteng dari tahun ke tahun meningkat 33,29 %. Pada 2021 produksi perikanan mencapai 272.447,12 ton. Demikian juga Angka Konsumsi Ikan (AKI) meningkat rata-rata 3,99 %, pada tahun 2021 mencapai 55,51 kg/kapita lebih baik daripada AKI Nasional 55,37 kg/kapita. Prevalensi stunting pun cenderung menurun menjadi 24,40%, semula pada 2019 angka stunting Kalteng 30,80 % dan ditargetkan pada 2024 angka stunting turun 14 %.
“Gubernur berharap peringatan Harkannas ke-9 tahun 2022 ini dapat menjadi momentum strategis bagi percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di Kalteng, serta mengharapkan dukungan dari semua pihak, baik pusat, daerah dan seluruh pemangku kepentingan dapat menjadikan Kalteng sebagai lumbung ketahanan pangan, dengan menyediakan ikan yang aman dan menyehatkan serta menjadi lumbung pangan padi melalui food estate, untuk mewujudkan Kalteng penuh keBERKAHan,” pungkas Darliansjah. (kom/mmc/uut/sir/aza)