Sabtu, Juli 6, 2024
24.2 C
Palangkaraya

Impor dari Laos dan Australia Berupa Pupuk

PALANGKA RAYA – Impor Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Januari 2022 berasal dari empat negara, yaitu Laos US$1,34 juta, Singapura US$1,34 juta, Australia US$0,53 juta dan Arab Saudi US$0,20 juta.

“Impor dari Laos dan Australia berupa pupuk impor dari Singapura berupa bahan bakar mineral dalam bentuk aspal dan impor dari Arab Saudi berupa berbagai produk kimia,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, beberapa waktu lalu.

Dibanding Desember 2021, lanjutnya, peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Laos senilai US$1,34 juta (tidak ada transaksi impor pada Desember 2021), disebabkan oleh meningkatnya impor kelompok pupuk (pupuk kalium klorida).

“Sementara itu, penurunan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$4,94 juta (turun 100,00 persen), disebabkan oleh tidak adanya impor mesin/pesawat mekanik yang berasal dari Malaysia pada Januari 2022,” ujarnya.

Baca Juga :  Single Terbaru Jorjes Hibur Pengunjung Kalteng Expo

Menurut dia, dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2021, impor Kalimantan Tengah pada Januari 2022 mengalami peningkatan 212,84 persen. Impor dari Laos mengalami peningkatan terbesar senilai US$0,61 juta 83,56 persen, didorong oleh meningkatnya impor kelompok pupuk (pupuk kalium klorida).

“Sementara itu, penurunan terbesar berasal dari Malaysia dan Negara Lainnya senilai US$0,36 juta (100,00 persen), hal ini disebabkan karena Malaysia dan Negara Lainnya tidak ada nilai impor selama Januari 2022,” tandasnya. (aza/ko)

PALANGKA RAYA – Impor Kalimantan Tengah (Kalteng) selama Januari 2022 berasal dari empat negara, yaitu Laos US$1,34 juta, Singapura US$1,34 juta, Australia US$0,53 juta dan Arab Saudi US$0,20 juta.

“Impor dari Laos dan Australia berupa pupuk impor dari Singapura berupa bahan bakar mineral dalam bentuk aspal dan impor dari Arab Saudi berupa berbagai produk kimia,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, beberapa waktu lalu.

Dibanding Desember 2021, lanjutnya, peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Laos senilai US$1,34 juta (tidak ada transaksi impor pada Desember 2021), disebabkan oleh meningkatnya impor kelompok pupuk (pupuk kalium klorida).

“Sementara itu, penurunan nilai impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$4,94 juta (turun 100,00 persen), disebabkan oleh tidak adanya impor mesin/pesawat mekanik yang berasal dari Malaysia pada Januari 2022,” ujarnya.

Baca Juga :  Single Terbaru Jorjes Hibur Pengunjung Kalteng Expo

Menurut dia, dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2021, impor Kalimantan Tengah pada Januari 2022 mengalami peningkatan 212,84 persen. Impor dari Laos mengalami peningkatan terbesar senilai US$0,61 juta 83,56 persen, didorong oleh meningkatnya impor kelompok pupuk (pupuk kalium klorida).

“Sementara itu, penurunan terbesar berasal dari Malaysia dan Negara Lainnya senilai US$0,36 juta (100,00 persen), hal ini disebabkan karena Malaysia dan Negara Lainnya tidak ada nilai impor selama Januari 2022,” tandasnya. (aza/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/