PALANGKA RAYA–Dalam upaya memperkuat ketahanan desa terhadap ancaman bencana, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan bertema ‘Perencanaan Pembangunan Desa Berbasis Pengurangan Risiko Bencana dalam Pembangunan Ketahanan Masyarakat’ ini berlangsung dibuka secara resmi oleh Kepala DPMD Kalteng, H Aryawan SIP M IP, di Palangka Raya, Kamis (27/2).
FGD ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai unsur, termasuk DPMD Kabupaten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida) Kabupaten. Menghadirkan narasumber dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI, DPMD Kalteng, Bapperinda, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng.
Dalam sambutannya, H Aryawan menekankan pentingnya pendekatan berbasis pengurangan risiko bencana dalam pembangunan desa. Menurutnya, desa yang maju tidak hanya ditandai oleh pertumbuhan ekonomi dan sosial, tetapi juga oleh ketangguhan terhadap bencana alam yang semakin kompleks.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa pendekatan ini sangat penting dalam mewujudkan desa yang tidak hanya berkembang secara ekonomi dan sosial, tetapi juga aman dan tangguh menghadapi bencana,” ujarnya.
H Aryawan menambahkan, bahwa upaya pengurangan risiko bencana membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, setiap rencana pembangunan desa harus mencakup aspek keselamatan warga, pengelolaan risiko, serta kesiapan infrastruktur yang tahan terhadap bencana.
“Saya mengajak kita semua untuk terus bekerja keras, memperkuat sinergi, dan berinovasi dalam menciptakan desa yang tangguh. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, saya yakin kita dapat mewujudkan desa yang tidak hanya berkembang, tetapi juga aman, nyaman, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penguatan kapasitas desa dalam menghadapi perubahan iklim dan mitigasi bencana. Kapasitas desa, menurutnya, dapat diukur dari faktor eksternal seperti daya dukung ekosistem dan lingkungan, serta faktor internal seperti kesiapan regulasi, kelembagaan, pendanaan, dan sumber daya manusia (SDM).
Sementara Ketua Panitia FGD, Fathuddin Noor AKS S Sos MSi, dalam laporan yang dibacakan oleh Anatha Hari Agus SSTP MSi, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep ketahanan masyarakat, sekaligus menggali data dan informasi terkait program yang sudah maupun yang akan dilaksanakan di daerah.
Selain itu, FGD ini juga menjadi wadah diskusi dalam penyusunan keputusan Gubernur Kalteng terkait panduan perencanaan pembangunan desa berbasis pengurangan risiko bencana.
“Kami berharap kegiatan ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan desa di Kalimantan Tengah,” ujar Fathuddin. (kom/uut/ktk/aza)