Isu kedua, peningkatan teknologi energi cerdas dan bersih. Dengan isu ini, komunitas bisnis akan mengejar peningkatan teknologi dengan pesat terutama untuk mengantisipasi tantangan transisi energi di masa depan, termasuk integrasi energi terbarukan, efisiensi energi, bahan bakar alternatif rendah emisi, dan sebagainya.
Pada isu ketiga, mengenai pembiayaan energi berkelanjutan. Komunitas bisnis juga akan mendorong ekosistem pembiayaan hijau melalui kolaborasi dengan semua komunitas pembiayaan dengan mempertimbangkan praktik dan metode bisnis terbaik.
“Dari ketiga pilar tersebut, saat ini kami di TF ESC B20 sedang menjabarkan vektor tindakan, yang diterjemahkan ke dalam rekomendasi dan policy action,” ungkap Agung.
Sebagaimana diketahui Task Force ESC B20 memiliki tiga vektor utama, yaitu mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau serta peningkatan kerja sama global untuk menjamin ketahanan energi. Melalui tiga vektor tersebut, Task Force ESC B20 tengah mengembangkan 14 policy action.
“Komunitas bisnis berperan mewujudkan transisi energi terutama melalui business action, dengan menghasilkan solusi berupa tindakan nyata. Selain kerja sama yang telah dilakukan Pertamina dengan mitra bisnis nasional maupun internasional untuk dekarbonisasi, perlu lebih banyak lagi aksi bisnis dihasilkan oleh pelaku bisnis melalui B20 sebagai partner dialog dari G20 ini,” ujar Agung.