Senin, Mei 19, 2025
26.7 C
Palangkaraya

Tales of Herding Gods: Top Rekomendasi Donghua yang Wajib Tonton Tahun Ini

TALES of Herding Gods mengikuti kisah Qin Mu, seorang pemuda pemberani dan penuh rasa ingin tahu yang dibesarkan oleh sembilan lansia misterius di Desa Can Lao, sebuah tempat terpencil yang dihuni oleh para mantan ahli dari berbagai profesi dan sekte yang telah pensiun atau tersingkir dari dunia luar. Dunia tempat Qin Mu tinggal, Daxu, adalah sebuah realitas yang dipenuhi keajaiban, dewa-dewa yang jatuh, iblis yang bangkit, seni bela diri, dan rahasia kosmik yang rumit.

Dari seorang anak desa tanpa orang tua dan ditemukan selamat dari kegelapan malam dunia Daxu yang berbahaya, Qin Mu berkembang menjadi tokoh penting yang mulai menantang struktur kekuasaan yang korup, menghadapi bahaya besar, dan perlahan-lahan mengungkap konspirasi surgawi yang telah lama tersembunyi.

Ulasan Donghua: Tales of Herding Gods (牧神记)
Genre: Fantasi, Sejarah, Aksi, Petualangan
Adaptasi: Dari novel karya Zhai Zhu, dipublikasikan oleh Qidian
Tayang Perdana: 29 Oktober 2024
Jumlah Episode (per 19 Mei 2025): 31

 

Mengapa Donghua Ini Menarik dan Layak Ditonton?

  1. Konsep Dunia yang Epik dan Unik

Berbeda dari banyak anime Jepang yang mengambil latar dunia modern, sekolah, atau isekai klasik, Tales of Herding Gods menawarkan dunia alternatif bertema mitologi Timur yang sangat luas, penuh dengan dewa-dewa tua, ras kuno, dan sistem kultivasi spiritual. Dunia Daxu dibangun dengan logika yang solid namun penuh misteri, memadukan elemen sejarah, spiritualitas, dan politik kosmik.

  1. Tokoh Utama yang Non-Konvensional
Baca Juga :  Battle Through the Heavens: Donghua Wajib Tonton bagi Pemula di 2025!

Qin Mu bukan “chosen one” biasa. Ia dibesarkan oleh orang-orang buangan—sembilan lansia dengan keahlian aneh namun mendalam. Karakterisasi ini memberikan pendekatan unik terhadap perkembangan tokoh: Qin Mu belajar dari kebijaksanaan dan kegilaan, menciptakan gaya bertarung dan berpikir yang tidak standar, menjadikannya tokoh yang tidak mudah ditebak dan sangat dinamis.

  1. Visual yang Mengagumkan dan Gaya Estetik Oriental

Donghua ini menampilkan animasi berkualitas tinggi, dengan sentuhan seni Tiongkok klasik seperti kaligrafi, lanskap bergaya lukisan tinta, dan koreografi bela diri yang artistik. Transisinya antara adegan tenang dan pertarungan intens dieksekusi dengan gaya sinematik yang indah, memberi pengalaman visual yang berbeda dari anime Jepang pada umumnya.

  1. Cerita yang Sarat Filosofi dan Intrik

Alih-alih hanya fokus pada kekuatan dan pertarungan, kisah ini banyak mengeksplorasi filosofi Tao, Buddhisme, serta konflik etika dan eksistensial. Setiap sekte dan karakter memiliki motivasi dan ideologi kompleks, membuat alur cerita terasa lebih dewasa dan reflektif. Penonton diajak untuk bertanya: siapa sebenarnya yang bisa disebut dewa? Apa arti kemajuan dan kehancuran?

  1. Nuansa Lokal yang Kuat

Sebagai produk budaya Tiongkok, Tales of Herding Gods menonjolkan nilai-nilai budaya Timur, seperti hubungan guru-murid, tatanan surga dan bumi, serta pertanyaan tentang keseimbangan dan kekacauan. Ini menjadi penyeimbang dari dominasi anime Jepang yang lebih pop-kultur. Bagi penonton internasional, donghua ini adalah jendela menuju filosofi dan imajinasi khas Tiongkok.

Baca Juga :  Top Rekomendasi Donghua tanpa Kultivasi, Tonton Slay The Gods

 

Perbandingan dengan Anime Jepang

Aspek                   Tales of Herding Gods (Donghua)  Anime Jepang Umum
Latar Dunia Mitologi dan sejarah Tiongkok, penuh kultivasi dan dewa Sekolah, dunia modern, atau isekai
Estetika Lukisan tinta, lanskap pegunungan, arsitektur klasik Gaya urban, cyberpunk, atau modern Jepang
Karakterisasi Beragam, dengan latar belakang filosofis dan spiritual Lebih ke arketipe shonen/seinen
Tempo Cerita Lambat dan dalam, dengan penekanan pada filosofi Umumnya cepat, fokus pada aksi atau konflik emosional
Nilai Budaya Filosofi Tao, mitos China, tatanan langit-bumi Budaya Jepang, Shinto, dan sekolah

Untuk itu, Tales of Herding Gods adalah donghua yang menawarkan pengalaman menonton yang berbeda dan menyegarkan, terutama bagi mereka yang ingin menyelami dunia fantasi dari sudut pandang budaya Timur yang lebih otentik dan mendalam. Dengan alur yang kompleks, karakter yang kuat, dan presentasi visual yang memukau, donghua ini patut disebut sebagai salah satu karya fantasi epik terbaik dari Tiongkok yang mampu bersaing bahkan dengan anime Jepang ternama seperti Fate Series, Demon Slayer, atau Attack on Titan—dengan pendekatan dan filosofi yang berbeda.(*)

TALES of Herding Gods mengikuti kisah Qin Mu, seorang pemuda pemberani dan penuh rasa ingin tahu yang dibesarkan oleh sembilan lansia misterius di Desa Can Lao, sebuah tempat terpencil yang dihuni oleh para mantan ahli dari berbagai profesi dan sekte yang telah pensiun atau tersingkir dari dunia luar. Dunia tempat Qin Mu tinggal, Daxu, adalah sebuah realitas yang dipenuhi keajaiban, dewa-dewa yang jatuh, iblis yang bangkit, seni bela diri, dan rahasia kosmik yang rumit.

Dari seorang anak desa tanpa orang tua dan ditemukan selamat dari kegelapan malam dunia Daxu yang berbahaya, Qin Mu berkembang menjadi tokoh penting yang mulai menantang struktur kekuasaan yang korup, menghadapi bahaya besar, dan perlahan-lahan mengungkap konspirasi surgawi yang telah lama tersembunyi.

Ulasan Donghua: Tales of Herding Gods (牧神记)
Genre: Fantasi, Sejarah, Aksi, Petualangan
Adaptasi: Dari novel karya Zhai Zhu, dipublikasikan oleh Qidian
Tayang Perdana: 29 Oktober 2024
Jumlah Episode (per 19 Mei 2025): 31

 

Mengapa Donghua Ini Menarik dan Layak Ditonton?

  1. Konsep Dunia yang Epik dan Unik

Berbeda dari banyak anime Jepang yang mengambil latar dunia modern, sekolah, atau isekai klasik, Tales of Herding Gods menawarkan dunia alternatif bertema mitologi Timur yang sangat luas, penuh dengan dewa-dewa tua, ras kuno, dan sistem kultivasi spiritual. Dunia Daxu dibangun dengan logika yang solid namun penuh misteri, memadukan elemen sejarah, spiritualitas, dan politik kosmik.

  1. Tokoh Utama yang Non-Konvensional
Baca Juga :  Battle Through the Heavens: Donghua Wajib Tonton bagi Pemula di 2025!

Qin Mu bukan “chosen one” biasa. Ia dibesarkan oleh orang-orang buangan—sembilan lansia dengan keahlian aneh namun mendalam. Karakterisasi ini memberikan pendekatan unik terhadap perkembangan tokoh: Qin Mu belajar dari kebijaksanaan dan kegilaan, menciptakan gaya bertarung dan berpikir yang tidak standar, menjadikannya tokoh yang tidak mudah ditebak dan sangat dinamis.

  1. Visual yang Mengagumkan dan Gaya Estetik Oriental

Donghua ini menampilkan animasi berkualitas tinggi, dengan sentuhan seni Tiongkok klasik seperti kaligrafi, lanskap bergaya lukisan tinta, dan koreografi bela diri yang artistik. Transisinya antara adegan tenang dan pertarungan intens dieksekusi dengan gaya sinematik yang indah, memberi pengalaman visual yang berbeda dari anime Jepang pada umumnya.

  1. Cerita yang Sarat Filosofi dan Intrik

Alih-alih hanya fokus pada kekuatan dan pertarungan, kisah ini banyak mengeksplorasi filosofi Tao, Buddhisme, serta konflik etika dan eksistensial. Setiap sekte dan karakter memiliki motivasi dan ideologi kompleks, membuat alur cerita terasa lebih dewasa dan reflektif. Penonton diajak untuk bertanya: siapa sebenarnya yang bisa disebut dewa? Apa arti kemajuan dan kehancuran?

  1. Nuansa Lokal yang Kuat

Sebagai produk budaya Tiongkok, Tales of Herding Gods menonjolkan nilai-nilai budaya Timur, seperti hubungan guru-murid, tatanan surga dan bumi, serta pertanyaan tentang keseimbangan dan kekacauan. Ini menjadi penyeimbang dari dominasi anime Jepang yang lebih pop-kultur. Bagi penonton internasional, donghua ini adalah jendela menuju filosofi dan imajinasi khas Tiongkok.

Baca Juga :  Top Rekomendasi Donghua tanpa Kultivasi, Tonton Slay The Gods

 

Perbandingan dengan Anime Jepang

Aspek                   Tales of Herding Gods (Donghua)  Anime Jepang Umum
Latar Dunia Mitologi dan sejarah Tiongkok, penuh kultivasi dan dewa Sekolah, dunia modern, atau isekai
Estetika Lukisan tinta, lanskap pegunungan, arsitektur klasik Gaya urban, cyberpunk, atau modern Jepang
Karakterisasi Beragam, dengan latar belakang filosofis dan spiritual Lebih ke arketipe shonen/seinen
Tempo Cerita Lambat dan dalam, dengan penekanan pada filosofi Umumnya cepat, fokus pada aksi atau konflik emosional
Nilai Budaya Filosofi Tao, mitos China, tatanan langit-bumi Budaya Jepang, Shinto, dan sekolah

Untuk itu, Tales of Herding Gods adalah donghua yang menawarkan pengalaman menonton yang berbeda dan menyegarkan, terutama bagi mereka yang ingin menyelami dunia fantasi dari sudut pandang budaya Timur yang lebih otentik dan mendalam. Dengan alur yang kompleks, karakter yang kuat, dan presentasi visual yang memukau, donghua ini patut disebut sebagai salah satu karya fantasi epik terbaik dari Tiongkok yang mampu bersaing bahkan dengan anime Jepang ternama seperti Fate Series, Demon Slayer, atau Attack on Titan—dengan pendekatan dan filosofi yang berbeda.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/