Neil Hansford, analis penerbangan sekaligus mantan pilot, menyebut adanya kemungkinan pesawat menabrak kawanan burung (bird strike) yang menyebabkan kerusakan ganda pada mesin. “Bandara Ahmedabad memang punya catatan ratusan insiden bird strike,” ungkapnya. Suhu panas pagi hari turut meningkatkan risiko burung beterbangan di area bandara.
Selamatnya satu-satunya penumpang, Ramesh, menjadi kunci penting. Ia mengaku mendengar ledakan keras sekitar 30 detik setelah take-off. Para ahli menyebut, jika burung masuk ke dalam mesin, suara ledakan bisa sangat keras. Sabotase juga tak dikesampingkan, mengingat situasi politik yang memanas di Gujarat. Selain itu, kontaminasi bahan bakar turut diduga sebagai penyebab gangguan mesin.
Ketinggian Terlalu Rendah, Pilot Kehabisan Waktu
Prof. John McDermid dari University of York menambahkan bahwa insiden ini terjadi terlalu cepat dan di ketinggian terlalu rendah, sehingga pilot nyaris tak memiliki waktu untuk melakukan pendaratan darurat. “Meskipun pesawat modern bisa terbang dengan satu mesin, ketinggian hanya 400 kaki membuat sistem cadangan nyaris tak berguna,” jelasnya.
Kecelakaan Pertama Boeing 787 Dreamliner yang Fatal
Tragedi ini menjadi kecelakaan fatal pertama yang melibatkan Boeing 787 Dreamliner, pesawat yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu jet penumpang paling aman di dunia. Kotak hitam dan perekam data penerbangan telah ditemukan dan kini sedang dianalisis oleh tim investigasi internasional.
Hasil investigasi akhir akan menjadi kunci untuk menentukan apakah tragedi ini murni kecelakaan, akibat kelalaian teknis, atau bahkan mengandung unsur sabotase yang lebih gelap. ***