Jumat, Juni 20, 2025
22.9 C
Palangkaraya

Fakta Mengejutkan: Iran Tak Punya Nuklir, Tapi Israel Sudah Serang Duluan!

KALTENG POS-Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, secara tegas menyatakan tidak ada bukti Iran mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan resmi badan PBB ini membantah langsung klaim lama Israel dan Amerika Serikat, menambah dimensi baru pada ketegangan di Timur Tengah yang kian memanas.

Dalam wawancara eksklusif dengan Christiane Amanpour dari CNN, Grossi menegaskan, “Kami tidak memiliki bukti adanya upaya sistematis Iran menuju senjata nuklir.” Pernyataan ini memperkuat klaim Iran bahwa program nuklirnya murnia untuk tujuan damai, seperti energi dan medis.

Bahkan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengeluarkan fatwa agama yang secara eksplisit melarang senjata nuklir.

Ironi Tuduhan dan Konteks Ketegangan Militer

Pernyataan Grossi muncul di tengah situasi genting: Resolusi Kecaman IAEA: Beberapa hari sebelumnya, Dewan Gubernur IAEA justru mengeluarkan resolusi mengecam Iran atas ketidakkooperatifan dalam inspeksi nuklir – tuduhan yang ditolak Teheran sebagai bermotif politik.

Baca Juga :  Detik-Detik Maut Air India Jatuh dan Meledak, Ini 5 Dugaan Penyebab Tragisnya

Eskalasi Militer: Konflik meningkat signifikan setelah Israel melancarkan serangan langsung ke wilayah Iran, termasuk menargetkan fasilitas nuklir Natanz di Isfahan dan membunuh ilmuwan serta komandan militer. Serangan ini dikecam luas karena dinilai melanggar hukum internasional.

Balasan Iran: Sebagai tanggapan, Iran meluncurkan operasi militer “True Promise III” yang diklaimnya sebagai pembelaan diri dan telah memasuki fase kesebelas dengan “keberhasilan besar”.

Meski menyatakan kewajibannya di bawah perjanjian nuklir JCPOA (yang dianggap dilanggar Barat) tidak lagi berlaku, Iran menegaskan tetap berkomitmen pada: Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan Perjanjian pengawasan dengan IAEA.

Kontras mencolok muncul: Iran adalah anggota resmi NPT, sementara Israel bukan anggota NPT dan diduga kuat memiliki senjata nuklir sendiri.

Baca Juga :  Detik-Detik Pesawat Air India Membawa 242 Penumpang Jatuh dan Meledak

Retorika Lama AS dan Tantangan terhadap Narasi Dominan

Di tengah situasi ini, Presiden AS Donald Trump kembali menghidupkan retorika lama dengan menuduh Iran membangun senjata nuklir – klaim yang berulang kali dibantah, termasuk oleh badan PBB seperti IAEA.

Fakta dari lembaga internasional seperti IAEA kini secara jelas menantang narasi dominan yang selama ini dikemukakan oleh Israel, AS, dan sekutu-sekutunya mengenai ancaman nuklir Iran. ***

 

KALTENG POS-Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, secara tegas menyatakan tidak ada bukti Iran mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan resmi badan PBB ini membantah langsung klaim lama Israel dan Amerika Serikat, menambah dimensi baru pada ketegangan di Timur Tengah yang kian memanas.

Dalam wawancara eksklusif dengan Christiane Amanpour dari CNN, Grossi menegaskan, “Kami tidak memiliki bukti adanya upaya sistematis Iran menuju senjata nuklir.” Pernyataan ini memperkuat klaim Iran bahwa program nuklirnya murnia untuk tujuan damai, seperti energi dan medis.

Bahkan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengeluarkan fatwa agama yang secara eksplisit melarang senjata nuklir.

Ironi Tuduhan dan Konteks Ketegangan Militer

Pernyataan Grossi muncul di tengah situasi genting: Resolusi Kecaman IAEA: Beberapa hari sebelumnya, Dewan Gubernur IAEA justru mengeluarkan resolusi mengecam Iran atas ketidakkooperatifan dalam inspeksi nuklir – tuduhan yang ditolak Teheran sebagai bermotif politik.

Baca Juga :  Detik-Detik Maut Air India Jatuh dan Meledak, Ini 5 Dugaan Penyebab Tragisnya

Eskalasi Militer: Konflik meningkat signifikan setelah Israel melancarkan serangan langsung ke wilayah Iran, termasuk menargetkan fasilitas nuklir Natanz di Isfahan dan membunuh ilmuwan serta komandan militer. Serangan ini dikecam luas karena dinilai melanggar hukum internasional.

Balasan Iran: Sebagai tanggapan, Iran meluncurkan operasi militer “True Promise III” yang diklaimnya sebagai pembelaan diri dan telah memasuki fase kesebelas dengan “keberhasilan besar”.

Meski menyatakan kewajibannya di bawah perjanjian nuklir JCPOA (yang dianggap dilanggar Barat) tidak lagi berlaku, Iran menegaskan tetap berkomitmen pada: Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan Perjanjian pengawasan dengan IAEA.

Kontras mencolok muncul: Iran adalah anggota resmi NPT, sementara Israel bukan anggota NPT dan diduga kuat memiliki senjata nuklir sendiri.

Baca Juga :  Detik-Detik Pesawat Air India Membawa 242 Penumpang Jatuh dan Meledak

Retorika Lama AS dan Tantangan terhadap Narasi Dominan

Di tengah situasi ini, Presiden AS Donald Trump kembali menghidupkan retorika lama dengan menuduh Iran membangun senjata nuklir – klaim yang berulang kali dibantah, termasuk oleh badan PBB seperti IAEA.

Fakta dari lembaga internasional seperti IAEA kini secara jelas menantang narasi dominan yang selama ini dikemukakan oleh Israel, AS, dan sekutu-sekutunya mengenai ancaman nuklir Iran. ***

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/