Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Wujudkan Revolusi Mental di Pemprov Kalteng

PALANGKA RAYA – Aparatur sipil negara (ASN) berbudaya dan bermental birokrasi bersih, melayani dan reponsif bukanlah sebuah keniscayaan. Di tengah kondisi dunia yang sedang terombang-ambing dalam pusaran badai VUCA dan adanya pandemi Covid-19 tentunya berdampak ke semua aspek. Tak terkecuali di bidang birokrasi dan pelayanan sektor publik.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nuryakin menghadiri workshop revolusi mental di lingkup Pemprov Kalteng secara daring di Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (29/7). Nuryakin mengatakan, revolusi mental merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden melalui program gerakan nasional revolusi mental yang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Sebagai pengejewantahan Instruksi Presiden, LAN melahirkan peraturan kepala LAN terkait pelatihan revolusi mental,” kata Nuryakin, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Peduli Warga Terdampak PPKM, Bagikan 1.400 Paket Bansos

Diungkapkannya, hal itu tertuang dalam Perkalan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Revolusi Mental Untuk Penguatan Budaya Birokrasi yang Bersih, Melayani dan Responsif. Pasalnya, ada suatu hal yang muncul dalam kata revolusi yakni sebuah harapan.

“Kini kata revolusi tersemat dalam frasa revolusi mental. Ada harapan dari kita sebagai institusi pembina pengembangan dan pelatihan ASN yang salah satunya adalah pelatihan revolusi mental ini,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, harapan yang tinggi tersebut berasal dari seluruh stakeholder, khususnya dari publik terhadap hasil akhir pelatihan. Proses pelatihan ini memiliki tujuan untuk menciptakan ASN yang mentalnya telah terbekali kompetensinya yakni cara pandang, cara pikir dan melaksanakan transformasi budaya kerja yang cepat dan mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, bersih dan responsif.

Baca Juga :  Gubernur Minta Perbankan Dukung Sektor Produktif

Sementara itu, Kepala BPSDM Kalimantan Tengah Sri Widanarni menyampaikan, bahwa semua elemen masyarakat berharap pada pelatihan ini. Khususnya kepada alumni, diharapkan bisa memenuhi ekspektasi masyarakat akan pelayanan publik yang baik. Pelatihan revolusi mental tentunya bukan pelatihan biasa. Pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang berpengetahuan luas, tangkas dan mampu membuat perubahan.

“Dengan telah mengikuti pelatihan ini, alumni pelatihan diharapkan mampu melakukan revolusi (perubahan cepat) dalam bidang pekerjaan di organisasi masing-masing. Kelak para alumni pelatihan akan mampu mendiagnosa bagaimana mental kerja ASN dan bagaimana ritme kerja birokrasi organisasi masing-masing,” pungkasnya. (abw/ens)

PALANGKA RAYA – Aparatur sipil negara (ASN) berbudaya dan bermental birokrasi bersih, melayani dan reponsif bukanlah sebuah keniscayaan. Di tengah kondisi dunia yang sedang terombang-ambing dalam pusaran badai VUCA dan adanya pandemi Covid-19 tentunya berdampak ke semua aspek. Tak terkecuali di bidang birokrasi dan pelayanan sektor publik.

Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nuryakin menghadiri workshop revolusi mental di lingkup Pemprov Kalteng secara daring di Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (29/7). Nuryakin mengatakan, revolusi mental merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden melalui program gerakan nasional revolusi mental yang masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Sebagai pengejewantahan Instruksi Presiden, LAN melahirkan peraturan kepala LAN terkait pelatihan revolusi mental,” kata Nuryakin, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Peduli Warga Terdampak PPKM, Bagikan 1.400 Paket Bansos

Diungkapkannya, hal itu tertuang dalam Perkalan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Revolusi Mental Untuk Penguatan Budaya Birokrasi yang Bersih, Melayani dan Responsif. Pasalnya, ada suatu hal yang muncul dalam kata revolusi yakni sebuah harapan.

“Kini kata revolusi tersemat dalam frasa revolusi mental. Ada harapan dari kita sebagai institusi pembina pengembangan dan pelatihan ASN yang salah satunya adalah pelatihan revolusi mental ini,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, harapan yang tinggi tersebut berasal dari seluruh stakeholder, khususnya dari publik terhadap hasil akhir pelatihan. Proses pelatihan ini memiliki tujuan untuk menciptakan ASN yang mentalnya telah terbekali kompetensinya yakni cara pandang, cara pikir dan melaksanakan transformasi budaya kerja yang cepat dan mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, bersih dan responsif.

Baca Juga :  Gubernur Minta Perbankan Dukung Sektor Produktif

Sementara itu, Kepala BPSDM Kalimantan Tengah Sri Widanarni menyampaikan, bahwa semua elemen masyarakat berharap pada pelatihan ini. Khususnya kepada alumni, diharapkan bisa memenuhi ekspektasi masyarakat akan pelayanan publik yang baik. Pelatihan revolusi mental tentunya bukan pelatihan biasa. Pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang berpengetahuan luas, tangkas dan mampu membuat perubahan.

“Dengan telah mengikuti pelatihan ini, alumni pelatihan diharapkan mampu melakukan revolusi (perubahan cepat) dalam bidang pekerjaan di organisasi masing-masing. Kelak para alumni pelatihan akan mampu mendiagnosa bagaimana mental kerja ASN dan bagaimana ritme kerja birokrasi organisasi masing-masing,” pungkasnya. (abw/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/