SAMPIT-Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus menunjukkan perbaikan. Sepanjang 2024, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,63 persen, melanjutkan tren penurunan sejak 2020.
“TPT di Kotawaringin Timur maupun rata-rata TPT di Provinsi Kalimantan Tengah selalu mengalami penurunan dari tahun 2020 sampai 2024,” ujar Kepala BPS Kotim, Eddy Surahman, beberapa waktu lalu.
Capaian ini menjadi sinyal positif bahwa serapan tenaga kerja di Kotim semakin membaik. Namun demikian, angka tersebut masih relatif tinggi dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di provinsi ini.

“4,63 persen Angkatan kerja di Kotawaringin Timur merupakan Pengangguran pada tahun 2024,” ungkapnya.
Sebagai perbandingan, Kota Palangka Raya mencatat TPT tertinggi di Kalimantan Tengah dengan 5,02 persen, sedangkan Kabupaten Pulang Pisau menjadi yang terendah, hanya 1,99 persen. Pemkab diharapkan terus mendorong kebijakan penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor padat karya dan industri kreatif.
Di tengah perbaikan pasar tenaga kerja, tantangan lain justru muncul pada aspek kesejahteraan. Kemiskinan di Kotim relatif stabil, dengan jumlah penduduk miskin pada 2024 tercatat 26,69 ribu orang, hampir sama dengan tahun sebelumnya. Namun, perhatian publik tertuju pada kenaikan Garis Kemiskinan yang cukup signifikan.
“Garis Kemiskinan naik sebesar 12,25 persen, yaitu dari Rp510.290 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp572.827 per kapita per bulan pada Maret 2024,” papar Eddy.
Kenaikan ini mencerminkan lonjakan harga kebutuhan dasar, yang berpotensi memperlebar jurang ketimpangan. Hal itu tergambar dari meningkatnya Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,75 pada Maret 2023 menjadi 0,96 pada Maret 2024; Indeks Keparahan Kemiskinan juga naik dari 0,15 pada Maret 2023 menjadi 0,24 pada Maret 2024,” ujarnya. (mif/ram)