Rabu, Mei 21, 2025
31.8 C
Palangkaraya

Upaya Menghidupkan Kembali Tradisi Besei Kambe di Kalteng

PALANGKA RAYA-Privinsi Kalteng kembali menggelar Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) yang menampilkan olahraga tradisional khas Kalimantan Tengah, Besei Kambe. even tahunan yang selalu digelar bertepatan dengan hari jadi Provinsi Kalteng ini berhasil menarik ribuan penonton dari ber­bagai daerah. Masyarakat tampak antusias menyaksikan langsung pertandingan unik yang menjadi warisan budaya leluhur mereka sejak dulu. Perlombaan tersebut dilaksanakan di tepian Sungai Kahayan pada Selasa (20/5).
“ Kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk melestarikan budaya daerah di tengah arus modernisasi. Menurutnya, banyak generasi muda yang mulai melupakan olahraga tradisional ini sehingga perlu terus diperkenalkan melalui festival budaya. Ia berharap melalui ajang tahunan ini, nilai-nilai luhur budaya Kalteng dapat terus diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, kata Koordinator Perlombaan Besei Kambe, R Jimmy R.E.G kepada media saat itu.
Pihaknya ingin para pelajar dan masyarakat tahu bahwa Besei Kambe adalah warisan unik yang harus dijaga.
Selain itu antusiasme masyarakat terhadap perlombaan Besei Kambe tahun ini dinilai sangat luar biasa oleh panitia penyelenggara.
Sejak pagi hari, ribuan penonton sudah memadati area pertandingan di bawah Jembatan Kahayan untuk menyaksikan langsung adu ketangkasan para peserta. Suasana semakin meriah ketika pertandingan dimulai, dengan sorak-sorai penonton yang terus memenuhi tepian sungai sepanjang perlombaan berlangsung.
“Banyak masyarakat sudah berkumpul sejak pagi, sebelum perlombaan dimulai. Ini menunjukkan betapa besar minat mereka terhadap perlombaan Besei Kambe ini,” jelas Jimmy.
Besei Kambe merupakan olahraga tradisional yang mempertandingkan dua orang dalam satu perahu yang saling mendayung berlawanan arah. Sistem pertan­dingannya mirip tarik tambang di air, dimana pemenang ditentukan oleh tim yang berhasil mendayung melewati garis batas yang telah ditentukan. Uniknya, jika ada tim yang kalah di babak pertama, me­reka akan diberikan kesempatan dengan bertukar posisi di babak berikutnya untuk menciptakan pertandingan yang lebih adil dan menarik.
“Jika satu tim kalah di babak pertama, mereka akan bertukar posisi untuk babak berikutnya,”jelasnya.
Keunikan olahraga tradisional inilah yang membuat Besei Kambe selalu menjadi primadona dalam setiap penyelenggaraan Festival Budaya Isen Mulang. Tidak hanya sebagai ajang perlombaan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Banyak pelajar yang sengaja datang untuk menyaksikan langsung bagaimana warisan budaya nenek moyang mereka tetap hidup dan berkembang di era modern ini.
“Ini bukan sekedar lomba, tapi juga pertunjukan budaya yang sarat akan makna,” ungkap Jimmy.
Pada perlombaan tahun ini, Kabupaten Katingan berhasil meraih juara pertama untuk kategori tim putra setelah melalui pertandingan sengit melawan Kabupaten Lamandau. Sementara di kategori putri, Kota Palangka Raya berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan wakil dari Kabupaten Kapuas. Para peserta menunjukkan peningkatan performa yang signifikan diban­ding tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi teknik maupun strategi bertanding.
Jimmy selaku koordinator mengapresiasi keseriusan semua peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi perlombaan tahun ini. Persiapan yang matang terlihat dari kualitas pertandingan yang semakin kompetitif dan menarik untuk disaksikan. Baik tim putra maupun putri menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal kekuatan fisik dan penguasaan teknik mendayung perahu tradisional ini.
“Persiapan dan latihan peserta tahun ini sangat terlihat hasilnya. Baik tim putra maupun tim putri menunjukkan kekuatan dan strategi yang matang,” kata Jimmy.
“ini adalah warisan yang harus kita jaga bersama,” pungkas Jimmy. (*ren/nue)

Baca Juga :  Palangka Raya Targetkan Juara Umum di Festival Budaya Isen Mulang 2025

Festival Budaya Isen Mulang dengan perlombaan Besei Kambe-nya telah membuktikan bahwa tradisi budaya lokal tetap memiliki tempat di hati masyarakat Kalimantan Tengah. Melalui ajang tahunan ini, tidak hanya olahraga tradisional yang dilestarikan, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, dan kecintaan terhadap warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat Kalteng. Diharapkan di tahun-tahun mendatang, antusiasme masyarakat terhadap Besei Kambe akan terus meningkat dan menjadi daya tarik budaya yang mampu menyedot perhatian nasional. (*ren/nue)

PALANGKA RAYA-Privinsi Kalteng kembali menggelar Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) yang menampilkan olahraga tradisional khas Kalimantan Tengah, Besei Kambe. even tahunan yang selalu digelar bertepatan dengan hari jadi Provinsi Kalteng ini berhasil menarik ribuan penonton dari ber­bagai daerah. Masyarakat tampak antusias menyaksikan langsung pertandingan unik yang menjadi warisan budaya leluhur mereka sejak dulu. Perlombaan tersebut dilaksanakan di tepian Sungai Kahayan pada Selasa (20/5).
“ Kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk melestarikan budaya daerah di tengah arus modernisasi. Menurutnya, banyak generasi muda yang mulai melupakan olahraga tradisional ini sehingga perlu terus diperkenalkan melalui festival budaya. Ia berharap melalui ajang tahunan ini, nilai-nilai luhur budaya Kalteng dapat terus diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, kata Koordinator Perlombaan Besei Kambe, R Jimmy R.E.G kepada media saat itu.
Pihaknya ingin para pelajar dan masyarakat tahu bahwa Besei Kambe adalah warisan unik yang harus dijaga.
Selain itu antusiasme masyarakat terhadap perlombaan Besei Kambe tahun ini dinilai sangat luar biasa oleh panitia penyelenggara.
Sejak pagi hari, ribuan penonton sudah memadati area pertandingan di bawah Jembatan Kahayan untuk menyaksikan langsung adu ketangkasan para peserta. Suasana semakin meriah ketika pertandingan dimulai, dengan sorak-sorai penonton yang terus memenuhi tepian sungai sepanjang perlombaan berlangsung.
“Banyak masyarakat sudah berkumpul sejak pagi, sebelum perlombaan dimulai. Ini menunjukkan betapa besar minat mereka terhadap perlombaan Besei Kambe ini,” jelas Jimmy.
Besei Kambe merupakan olahraga tradisional yang mempertandingkan dua orang dalam satu perahu yang saling mendayung berlawanan arah. Sistem pertan­dingannya mirip tarik tambang di air, dimana pemenang ditentukan oleh tim yang berhasil mendayung melewati garis batas yang telah ditentukan. Uniknya, jika ada tim yang kalah di babak pertama, me­reka akan diberikan kesempatan dengan bertukar posisi di babak berikutnya untuk menciptakan pertandingan yang lebih adil dan menarik.
“Jika satu tim kalah di babak pertama, mereka akan bertukar posisi untuk babak berikutnya,”jelasnya.
Keunikan olahraga tradisional inilah yang membuat Besei Kambe selalu menjadi primadona dalam setiap penyelenggaraan Festival Budaya Isen Mulang. Tidak hanya sebagai ajang perlombaan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Banyak pelajar yang sengaja datang untuk menyaksikan langsung bagaimana warisan budaya nenek moyang mereka tetap hidup dan berkembang di era modern ini.
“Ini bukan sekedar lomba, tapi juga pertunjukan budaya yang sarat akan makna,” ungkap Jimmy.
Pada perlombaan tahun ini, Kabupaten Katingan berhasil meraih juara pertama untuk kategori tim putra setelah melalui pertandingan sengit melawan Kabupaten Lamandau. Sementara di kategori putri, Kota Palangka Raya berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan wakil dari Kabupaten Kapuas. Para peserta menunjukkan peningkatan performa yang signifikan diban­ding tahun-tahun sebelumnya, baik dari segi teknik maupun strategi bertanding.
Jimmy selaku koordinator mengapresiasi keseriusan semua peserta dalam mempersiapkan diri menghadapi perlombaan tahun ini. Persiapan yang matang terlihat dari kualitas pertandingan yang semakin kompetitif dan menarik untuk disaksikan. Baik tim putra maupun putri menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal kekuatan fisik dan penguasaan teknik mendayung perahu tradisional ini.
“Persiapan dan latihan peserta tahun ini sangat terlihat hasilnya. Baik tim putra maupun tim putri menunjukkan kekuatan dan strategi yang matang,” kata Jimmy.
“ini adalah warisan yang harus kita jaga bersama,” pungkas Jimmy. (*ren/nue)

Baca Juga :  Palangka Raya Targetkan Juara Umum di Festival Budaya Isen Mulang 2025

Festival Budaya Isen Mulang dengan perlombaan Besei Kambe-nya telah membuktikan bahwa tradisi budaya lokal tetap memiliki tempat di hati masyarakat Kalimantan Tengah. Melalui ajang tahunan ini, tidak hanya olahraga tradisional yang dilestarikan, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, dan kecintaan terhadap warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat Kalteng. Diharapkan di tahun-tahun mendatang, antusiasme masyarakat terhadap Besei Kambe akan terus meningkat dan menjadi daya tarik budaya yang mampu menyedot perhatian nasional. (*ren/nue)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/