KASONGAN– Yukerto masih belum bisa tidur nyenyak. Tiga bulan berlalu, pelaku pembunuhan anaknya belum juga tertangkap. Anaknya, bernama Irvan Rianto meninggal dengan luka sayat di leher.
Kepada Kalteng Pos, Yukerto mengaku sudah sering kali meminta kejelasan ke pihak kepolisian Polres Katingan, yang menangani kasus itu.
“Sudah sering saya bolak-balik ke sana, tapi jawabnya masih penyelidikan, masih penyelidikan. Jadi saya bosan dengan jawaban itu, makanya saya beranikan mengadu ke media,”ujarnya, Senin (23/9/2024).
Jasadnya ditemukan di area pertambangan emas liar yang ada di Sei Bintan, Desa Tumbang Panggo, Kecamatan Tasik Payawan, Kabupaten Katingan.
Yukerto, orang tua Irvan menyampaikan, pada 9 Juli, anaknya diajak bekerja menambang emas oleh Superdi, yang merupakan bosnya.
Di sana, anaknya bergabung dengan delapan pekerja di bawah naungan Superdi. Pada malam, sebelum anaknya dinyatakan hilang, anak sulungnya itu ikut bekerja sampai malam.
Lalu, pada pagi harinya, yakni pada tanggal 11 Juli, anaknya tidak ikut bekerja, karena sakit kepala.Anaknya meminta diobati secara tradisional.
“Itu cerita yang saya dapatkan dari Superdi,”ujarnya.
Teman-temannya sudah berangkat ke lokasi pertambangan yang jaraknya sekitar 200 meter. Lalu, setelah kondisi sudah mendingan, sekitar pukul 10.00 Wib, anaknya bersama Superdi menyusul ke lokasi.
“Anak saya berjalan bersama bosnya. Lalu, di tengah perjalanan, anak saya katanya tiba-tiba hilang,”sebut Yukerto menirukan cerita Superdi.
“Keluarga berpikiran anaknya disembunyikan makhluk gaib,”jelasnya, seraya langsung menuju desa itu bersama keluarga lain untuk melakukan pencarian secara adat.
Jenazah anaknya ditemukan pada 13 Juli sekitar pukul 08.00 Wib.
“Anak saya diajak dan berangkat bekerja sama bosnya, orang kampung juga mencari emas pada tanggal 9 Juli. Lalu tanggal 11, saya dapat kabar anak saya hilang,”bebernya.
“Saat itu memang tidak viral mas, ada saya lihat di Facebook, tapi enggak lama hilang,”tegasnya.(ram)