PALANGKA RAYA- Kondisi cuaca sangat panas dialami Provinsi Kalteng dan sekitarnya selama beberapa minggu belakangan. Hal itu disebabkan oleh fenomena El Nino berdampak pada kondisi lahan yang mengering dan rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib SSTP MSi menjelaskan bahwa, berdasarkan laporan yang telah dihimpun Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) mencatat kebakaran hutan dan lahan per tanggal 23 September 2024 bahwa kejadian karhutla di wilayah Kalteng ada empat kejadian karhutla.
Toyib menuturkan kejadian karhutla yang terjadi di Kota Palangka Raya ada beberapa kejadian di Jalan Dunis Tuan Kelurahan Petuk Ketimpun Kecamatan Jekan Raya dan di Jalan Karya Hapakat Ujung Kelurahan Petuk Ketimpun Kecamatan Jekan Raya, kondisi padam.
Pada Kabupaten Pulang Pisau, kejadian karhutla ada beberapa kejadian juga yaitu di Jalan Handel Kecap, Kecamatan Kahayan Hilir, dan di Jalan Handel Kala, Kecamatan Kahayan Hilir, kondisi juga padam.
“Saya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kepedulian serta tidak membersihkan lahannya dengan cara membakar. Masyarakat diminta lebih aktif dalam menjaga lahannya agar tidak terjadi karhutla,” tegasnya.
Menurutnya, peran aktif masyarakat dalam menjaga lahannya sangat penting dalam mencegah terjadinya karhutla ini. Sebab jika tidak, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas.
Selain itu, pihaknya telah menyediakan personil dan unit mobil damkar beserta perlengkapan lainnya untuk pemadaman api. Pihaknya juga telah berupayakan melakukan pemadaman dengan menerjunkan personil dan perlengkapan lainnya, seperti unit mobil tangki, unit mobil personil dan lainnya.
Masyarakat juga harus tetap berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya, terutama tidak membuang puntung rokok atau membakar sampah sembarangan. Meski saat ini masih terjadi hujan, lapisan bawah tanah terutama lahan gambut masih sangat kering dan belum kembali basah secara optimal, sehingga risiko terjadinya karhutla tetap tinggi.
Memasuki puncak musim kemarau tahun ini maka perlu adanya kesadaran dan kerja sama untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap karhutla. Kesiapsiagaan menghadapi karhutla ini lebih awal dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah akibat yang ditimbulkan, guna meminimalisir dampak kerusakan lingkungan serta dampak gangguan Kesehatan. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi penanggulangan bencana secara terkoordinasi, terpadu, cepat dan tepat. (hms/nue)
Tingkatkan Kepedulian, Masyarakat Diminta Proaktif Menjaga Lahan
PALANGKA RAYA- Kondisi cuaca sangat panas dialami Provinsi Kalteng dan sekitarnya selama beberapa minggu belakangan. Hal itu disebabkan oleh fenomena El Nino berdampak pada kondisi lahan yang mengering dan rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib SSTP MSi menjelaskan bahwa, berdasarkan laporan yang telah dihimpun Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) mencatat kebakaran hutan dan lahan per tanggal 23 September 2024 bahwa kejadian karhutla di wilayah Kalteng ada empat kejadian karhutla.
Toyib menuturkan kejadian karhutla yang terjadi di Kota Palangka Raya ada beberapa kejadian di Jalan Dunis Tuan Kelurahan Petuk Ketimpun Kecamatan Jekan Raya dan di Jalan Karya Hapakat Ujung Kelurahan Petuk Ketimpun Kecamatan Jekan Raya, kondisi padam.
Pada Kabupaten Pulang Pisau, kejadian karhutla ada beberapa kejadian juga yaitu di Jalan Handel Kecap, Kecamatan Kahayan Hilir, dan di Jalan Handel Kala, Kecamatan Kahayan Hilir, kondisi juga padam.
“Saya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kepedulian serta tidak membersihkan lahannya dengan cara membakar. Masyarakat diminta lebih aktif dalam menjaga lahannya agar tidak terjadi karhutla,” tegasnya.
Menurutnya, peran aktif masyarakat dalam menjaga lahannya sangat penting dalam mencegah terjadinya karhutla ini. Sebab jika tidak, maka dampaknya akan sangat dirasakan oleh masyarakat luas.
Selain itu, pihaknya telah menyediakan personil dan unit mobil damkar beserta perlengkapan lainnya untuk pemadaman api. Pihaknya juga telah berupayakan melakukan pemadaman dengan menerjunkan personil dan perlengkapan lainnya, seperti unit mobil tangki, unit mobil personil dan lainnya.
Masyarakat juga harus tetap berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya, terutama tidak membuang puntung rokok atau membakar sampah sembarangan. Meski saat ini masih terjadi hujan, lapisan bawah tanah terutama lahan gambut masih sangat kering dan belum kembali basah secara optimal, sehingga risiko terjadinya karhutla tetap tinggi.
Memasuki puncak musim kemarau tahun ini maka perlu adanya kesadaran dan kerja sama untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap karhutla. Kesiapsiagaan menghadapi karhutla ini lebih awal dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah akibat yang ditimbulkan, guna meminimalisir dampak kerusakan lingkungan serta dampak gangguan Kesehatan. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi penanggulangan bencana secara terkoordinasi, terpadu, cepat dan tepat. (hms/nue)