SAMPIT-Keberadaan pedagang ayam di pinggir jalan mulai menimbulkan keresahan di kalangan pedagang resmi Pasar Keramat.
Selasa (27/5/2025), sejumlah pedagang yang berjualan di dalam mendatangi beberapa lokasi penjualan ayam yang berada di luar area pasar, seperti di kawasan Inhutani, Jalan Cristopel Mihing, dan Suka Bumi Baamang.
Ketua Pedagang Pasar Keramat, Ida Laila, menyampaikan bahwa para pedagang resmi merasa dirugikan karena keberadaan lapak liar itu mengurangi jumlah pembeli yang datang ke pasar. Selain itu, mereka yang di luar diduga menjual dengan harga lebih murah.
Menurutnya, kondisi ini telah berlangsung cukup lama dan belum juga mendapat penanganan yang tuntas.
“Masalah ini bukan hal baru. Kami berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas agar pasar resmi tidak terus-menerus ditinggalkan,” ujarnya.
Ida mengungkapkan bahwa saat ini masih tersedia sekitar 70 lapak kosong di dalam pasar yang bisa digunakan oleh pedagang ayam, jika mereka diarahkan masuk.
Namun karena lebih dekat ke jalan raya dan mudah diakses, banyak yang tetap memilih berjualan di luar.
Ia juga menekankan pentingnya keadilan dalam berusaha, sebab pedagang di pasar resmi telah membayar retribusi dan mengikuti aturan yang berlaku.
“Kalau berjualan di tempat yang sama, persaingan akan lebih sehat. Tapi kalau dibiarkan seperti sekarang, lama-lama pasar bisa ditinggalkan pembeli,” tuturnya.
Ida turut menyoroti perbedaan harga jual yang dianggap tidak sehat dan berpotensi menurunkan pendapatan pedagang pasar.
“Kami berharap ada penertiban yang tidak hanya bersifat sesaat, melainkan berkelanjutan agar usaha lebih tertib dan adil,” imbuhnya.(mif/ram)