Minggu, November 24, 2024
23.9 C
Palangkaraya

Pengabdian Masyarakat di Desa Tumbang Liting oleh Dosen Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Edukasi Kesehatan bagi Perawatan Lansia Hipertensi secara Mandiri

KESEHATAN adalah keadaan sehat, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan tersebut adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lansia yang mengalami proses penuaan, mengalami perubahan faktor biologi dan sosial yang terjadi secara alami sebagai akibat proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia secara biologi seperti penurunan kemampuan pengelihatan, pendengaran, aktivitas fisik dan sebagainya. Perubahan kondisi fisik mengakibatkan lansia tidak mampu beraktivitas secara optimal, terutama bagi lansia yang memiliki berbagai masalah kesehatan yaitu hipertensi.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukkan angka prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu mencapai 34,1 % atau meningkat tajam dari 25,8 % pada tahun 2013. Lansia dengan tekanan darah tinggi memerlukan pengendalian tekanan darah yang merupakan bagian penting dalam pencapaian kondisi kesehatannya. Motivasi lansia dalam perawatan dengan hipertensi dipengaruhi oleh orang yang merawatnya, karena motivasi adalah kekuatan untuk menggerakkan orang berperilaku dan berpartisipasi dalam kegiatan untuk mencapai tujuannya. Keluarga adalah orang yang terdekat bagi lansia dan keluarga adalah sebagai support system terpenting yang diperlukan lansia untuk mengatasi tekanan darah tingginya. Selain dari dukungan keluarga, perlu diperhatikan juga bahwa lansia harus memiliki rasa percaya diri atau efikasi diri agar mampu memperbaiki pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat.

Baca Juga :  Ingat, Orang Tua Harus Paham Tahapan Tumbuh Kembang Anak

Efikasi diri dapat dilatih oleh lansia sendiri maupun dengan dukungan keluarga. Lansia yang memiliki efikasi diri yang baik akan memiliki kemampuan dalam perawatan dirinya sebagai penderita hipertensi. Efikasi diri dapat mengembangkan kepercayaan pada kemampuan individu untuk mengatasi masalah kesehatan. Hasil yang diinginkan adalah seseorang percaya untuk bisa mendapatkan hasil kesehatan yang telah dilakukan. Efikasi diri pada lansia hipertensi adalah kepercayaan diri lansia pada kemampuannya untuk mengubah perilakunya ke pola hidup yang lebih baik seperti kepatuhan minum obat, konsumsi makanan rendah garam (diet rendah garam), motivasi kontrol tekanan darah teratur, manajemen stress dan olah raga atau beraktivitas fisik secara teratur. Kondisi tersebut membuat lansia harus bisa dengan bijak menghadapinya dengan proses penyelesaian masalah kesehatannya (koping yang baik dan efektif).

Salah satu faktor yang dapat mendukung peningkatan koping lansia adalah dengan mengurangi kecemasannya melalui peningkatan pengetahuan dan peningkatan dukungan keluarga dalam memberikan motivasi bagi lansia sebagai upaya perubahan pola hidup ke arah yang lebih baik. Bila dukungan keluarga baik, maka nilai motivasi lansia akan menjadi lebih baik. Dukungan keluarga dalam meningkatkan efikasi diri lansia diharapkan dapat memberikan motivasi lansia untuk melakukan perubahan diri yang positif dengan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki dan memotivasi munculnya emosi positif, sehingga menghilangkan pikiran yang irrasional. Kegiatan yang dapat mendukung peningkatan koping individu lansia dengan memiliki efikasi diri yang tinggi adalah dengan mengurangi kecemasannya melalui peningkatan pengetahuan tentang perawatan hipertensi bagi lansia maupun bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia hipertensi.

Baca Juga :  Hari Kontrasepsi Sedunia, Momentum Tingkatkan Pengetahuan terkait KB

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang diketuai oleh Alfeus Manuntung bersama anggota timnya yaitu Natalansyah dan Agnes Dewi Astuti, mengadakan kegiatan pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga dalam memberikan dukungan kepada lansia untuk dapat meningkatkan motivasi/ efikasi diri lansia dalam perawatan diri sebagai penderita hipertensi. Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Tumbang Liting beberapa waktu yang lalu. Hasil dari kegiatan menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan keluarga dalam perawatan hipertensi lansia, demikian pula dengan efikasi diri lansia juga meningkat yaitu dengan peningkatan kesadaran / motivasi lansia dalam melakukan perawatan seperti rutin kontrol tekanan darah, mengkonsumsi obat antihipertensi, makan makanan sesuai diet hipertensi dan melakukan manajemen stress dengan baik. Keluarga memberikan dukungan berupa informasi, penghargaan, emosional dan instrument bagi lansia, sehingga lansia mampu melakukan perubahan diri yang positif dengan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki dan memotivasi emosi positif dalam dirinya untuk menjadi lansia yang mandiri dalam perawatan hipertensi.  (*)

 

 

Penulis:

Ns. Alfeus Manuntung S.Kep. M.Kep.

Dosen Jurusan Keperawatan Departemen Medikal Bedah

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

KESEHATAN adalah keadaan sehat, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan tersebut adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lansia yang mengalami proses penuaan, mengalami perubahan faktor biologi dan sosial yang terjadi secara alami sebagai akibat proses penuaan. Perubahan yang terjadi pada lansia secara biologi seperti penurunan kemampuan pengelihatan, pendengaran, aktivitas fisik dan sebagainya. Perubahan kondisi fisik mengakibatkan lansia tidak mampu beraktivitas secara optimal, terutama bagi lansia yang memiliki berbagai masalah kesehatan yaitu hipertensi.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukkan angka prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu mencapai 34,1 % atau meningkat tajam dari 25,8 % pada tahun 2013. Lansia dengan tekanan darah tinggi memerlukan pengendalian tekanan darah yang merupakan bagian penting dalam pencapaian kondisi kesehatannya. Motivasi lansia dalam perawatan dengan hipertensi dipengaruhi oleh orang yang merawatnya, karena motivasi adalah kekuatan untuk menggerakkan orang berperilaku dan berpartisipasi dalam kegiatan untuk mencapai tujuannya. Keluarga adalah orang yang terdekat bagi lansia dan keluarga adalah sebagai support system terpenting yang diperlukan lansia untuk mengatasi tekanan darah tingginya. Selain dari dukungan keluarga, perlu diperhatikan juga bahwa lansia harus memiliki rasa percaya diri atau efikasi diri agar mampu memperbaiki pola hidup yang lebih baik dan lebih sehat.

Baca Juga :  Ingat, Orang Tua Harus Paham Tahapan Tumbuh Kembang Anak

Efikasi diri dapat dilatih oleh lansia sendiri maupun dengan dukungan keluarga. Lansia yang memiliki efikasi diri yang baik akan memiliki kemampuan dalam perawatan dirinya sebagai penderita hipertensi. Efikasi diri dapat mengembangkan kepercayaan pada kemampuan individu untuk mengatasi masalah kesehatan. Hasil yang diinginkan adalah seseorang percaya untuk bisa mendapatkan hasil kesehatan yang telah dilakukan. Efikasi diri pada lansia hipertensi adalah kepercayaan diri lansia pada kemampuannya untuk mengubah perilakunya ke pola hidup yang lebih baik seperti kepatuhan minum obat, konsumsi makanan rendah garam (diet rendah garam), motivasi kontrol tekanan darah teratur, manajemen stress dan olah raga atau beraktivitas fisik secara teratur. Kondisi tersebut membuat lansia harus bisa dengan bijak menghadapinya dengan proses penyelesaian masalah kesehatannya (koping yang baik dan efektif).

Salah satu faktor yang dapat mendukung peningkatan koping lansia adalah dengan mengurangi kecemasannya melalui peningkatan pengetahuan dan peningkatan dukungan keluarga dalam memberikan motivasi bagi lansia sebagai upaya perubahan pola hidup ke arah yang lebih baik. Bila dukungan keluarga baik, maka nilai motivasi lansia akan menjadi lebih baik. Dukungan keluarga dalam meningkatkan efikasi diri lansia diharapkan dapat memberikan motivasi lansia untuk melakukan perubahan diri yang positif dengan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki dan memotivasi munculnya emosi positif, sehingga menghilangkan pikiran yang irrasional. Kegiatan yang dapat mendukung peningkatan koping individu lansia dengan memiliki efikasi diri yang tinggi adalah dengan mengurangi kecemasannya melalui peningkatan pengetahuan tentang perawatan hipertensi bagi lansia maupun bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia hipertensi.

Baca Juga :  Hari Kontrasepsi Sedunia, Momentum Tingkatkan Pengetahuan terkait KB

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang diketuai oleh Alfeus Manuntung bersama anggota timnya yaitu Natalansyah dan Agnes Dewi Astuti, mengadakan kegiatan pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga dalam memberikan dukungan kepada lansia untuk dapat meningkatkan motivasi/ efikasi diri lansia dalam perawatan diri sebagai penderita hipertensi. Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Tumbang Liting beberapa waktu yang lalu. Hasil dari kegiatan menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan keluarga dalam perawatan hipertensi lansia, demikian pula dengan efikasi diri lansia juga meningkat yaitu dengan peningkatan kesadaran / motivasi lansia dalam melakukan perawatan seperti rutin kontrol tekanan darah, mengkonsumsi obat antihipertensi, makan makanan sesuai diet hipertensi dan melakukan manajemen stress dengan baik. Keluarga memberikan dukungan berupa informasi, penghargaan, emosional dan instrument bagi lansia, sehingga lansia mampu melakukan perubahan diri yang positif dengan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki dan memotivasi emosi positif dalam dirinya untuk menjadi lansia yang mandiri dalam perawatan hipertensi.  (*)

 

 

Penulis:

Ns. Alfeus Manuntung S.Kep. M.Kep.

Dosen Jurusan Keperawatan Departemen Medikal Bedah

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/