PALANGKA RAYA–Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Seminar Kesehatan dengan tema Cegah Stunting itu Penting. Acara yang digelar di Swissbel-Hotel Danum Jumat, (11/11/2022) itu menghadirkan narasumber pakar ahli gizi dari Jakarta Dr dr Tan Shot Yen M.hum.
Seminar yang dilaksanakan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun 2022 diikuti ratusan peserta calon ibu dan juga remaja putri, mahasiswi dan juga ibu pekerja kantor dari berbagai instansi.
Seminar dibuka oleh Sekda Provinsi Kalteng H Nuryakin dan dihadiri Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul, Ketua TP PKK Provinsi Kalteng Yulistra Ivo Sugianto Sabran, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kalteng Anita Nuryakin dan kepala perangkat daerah dan instansi vertikal Provinsi Kalteng serta Ketua Organisasi Wanita se-Kalteng.
Dalam sambutannya, Nuryakin mengatakan stunting disebabkan oleh faktor multidimensi yang meliputi praktik pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya asupan makanan bergizi, serta kurangnya air bersih dan sanitasi.
“Stunting bukan semata persoalan pascakelahiran, karena jauh sebelum seorang anak lahir, proses pertumbuhan sudah terjadi sejak dalam kandungan,” ucapnya.
Sekda juga menekankan pentingnya pemantauan terhadap tumbuh kembang anak dan pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan yang optimal terhadap calon orang tua, ibu hamil, dan keluarga yang memiliki anak usia bawah dua tahun.
“Tentunya membutuhkan integrasi berbagai pihak dan berbagai strategi, salah satunya kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku dengan menggunakan berbagai bentuk media dan kegiatan-kegiatan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran publik, sehingga memicu adopsi perilaku positif,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kalteng Suyuti Syamsul menerangkan, kasus stunting di Kalteng masih di atas rata-rata nasional meskipun sudah terjadi penurunan dari 34 persen ke 27 persen dalam waktu kurang lebih dua tahun.
Kadinkes berharap kepada pemangku kepentingan dari dinas-dinas terkait bisa bersinergi dalam mencapai target di tahun 2024 menjadikan Kalteng bebas stunting.
“Kami target minimal tahun 2024 berada di angka 16 persen, dengan penerapan intervensi dimulai sejak kehamilan sehingga para ibu hamil paham tentang pencegahan stunting,” ungkapnya.
Seminar kesehatan juga dalam rangka menyukseskan program pemerintah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI), serta Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 14 tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Melalui Aksi Ela Hindai Stunting, dengan tujuan mewujudkan generasi emas 2045 yang merupakan impian Indonesia.(hen/sos/b5/ram)