Senin, Mei 19, 2025
24.7 C
Palangkaraya

Protein Hewani vs Nabati: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

BUAT kamu yang lagi cari cara hidup lebih sehat, topik soal protein pasti sering banget muncul. Tapi ternyata, nggak semua protein itu sama, lho! Ada yang berasal dari hewan, ada juga dari tumbuhan. Nah, masing-masing punya manfaat dan karakteristik yang beda.

Penting banget buat tahu perbedaannya supaya kamu bisa menyesuaikan asupan dengan kebutuhan tubuh, apalagi kalau kamu aktif, vegetarian, atau punya target kesehatan tertentu. Dilansir dari Healthline pada Jumat (16/05/2025), berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan protein hewani dan protein nabati—mulai dari kandungan asam amino, sumber makanan, sampai manfaat kesehatannya. Yuk, simak selengkapnya biar kamu bisa pilih mana yang paling cocok buat pola makanmu!

  1. Kandungan Asam Amino: Lengkap atau Perlu Dikombinasikan?

Protein disusun dari asam amino, yaitu molekul kecil yang sangat dibutuhkan tubuh. Dari sekitar 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya tergolong esensial, artinya tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri dan harus didapatkan dari makanan.

Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur dikenal sebagai protein lengkap karena mengandung semua asam amino esensial. Sementara itu, sebagian besar protein nabati—misalnya dari kacang-kacangan, gandum, atau kacang tanah—biasanya tidak lengkap, karena kekurangan satu atau lebih jenis asam amino penting.

Baca Juga :  Manfaat Udang Bagi Kesehatan yang Perlu Anda Diketahui

Tapi tenang, bukan berarti protein nabati kalah. Kombinasi makanan nabati tertentu bisa menciptakan asupan protein lengkap. Contohnya, roti gandum dan selai kacang atau nasi dan kacang-kacangan bisa saling melengkapi kandungan asam aminonya.

  1. Sumber Protein: Banyak Pilihan dari Alam

Baik protein hewani maupun nabati punya ragam sumber yang mudah ditemui. Berikut beberapa contohnya:

Protein Hewani:

  • Telur
  • Ikan dan seafood
  • Daging tanpa lemak
  • Ayam dan kalkun
  • Produk susu: susu, keju, yogurt

Selain kaya protein, sumber hewani juga mengandung nutrisi penting seperti vitamin B12 dan zat besi heme—jenis zat besi yang lebih mudah diserap tubuh dibanding zat besi dari tumbuhan.

Namun, penting untuk pilih sumber hewani yang minim proses. Produk seperti sosis, nugget, atau daging olahan cenderung tinggi lemak jenuh dan natrium.

Protein Nabati:

  • Kacang-kacangan dan polong-polongan
  • Produk kedelai: tempe, tahu, edamame
  • Quinoa, buckwheat, dan roti gandum utuh
  • Biji chia, biji rami, spirulina

Beberapa sumber nabati seperti quinoa, kedelai, dan chia seed juga masuk kategori protein lengkap. Jadi, walaupun umumnya butuh kombinasi, tetap banyak pilihan nabati yang unggul secara kandungan.

  1. Manfaat Kesehatan dari Diet Nabati

Diet tinggi protein nabati ternyata punya banyak dampak positif bagi kesehatan. Studi menunjukkan, pola makan berbasis tumbuhan dapat:

  • Menurunkan tekanan darah
  • Membantu mengontrol kadar gula darah
  • Menurunkan risiko stroke, kanker, dan penyakit jantung
Baca Juga :  Yang Hobi Makan Pepaya Terutama Ibu Hamil, Simak Efek Negatifnya

Tapi ingat, tidak semua makanan nabati otomatis sehat. Sayuran yang digoreng dan biji-bijian olahan tetap bisa berdampak buruk jika dikonsumsi berlebihan. Fokuslah pada makanan utuh seperti biji-bijian, kacang, sayuran, dan minyak nabati yang sehat.

  1. Protein Hewani Juga Punya Peran Penting

Meski protein nabati sedang naik daun, bukan berarti protein hewani harus dicoret dari menu. Konsumsi ikan seperti salmon atau sarden dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Selain itu, protein hewani terbukti mendukung pertumbuhan otot dan mencegah kehilangan massa otot yang sering terjadi pada lansia.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Jawabannya: tergantung kebutuhan dan gaya hidupmu. Kalau kamu menjalani diet vegetarian atau vegan, pastikan kombinasi sumber nabatimu mencukupi asam amino esensial. Tapi kalau kamu fleksibel, menggabungkan keduanya bisa jadi pilihan ideal.

Yang paling penting adalah memilih sumber protein yang alami, minim proses, dan bergizi seimbang. Kombinasi keduanya bisa jadi strategi pintar untuk hidup lebih sehat, aktif, dan bertenaga setiap hari.(jpc)

 

BUAT kamu yang lagi cari cara hidup lebih sehat, topik soal protein pasti sering banget muncul. Tapi ternyata, nggak semua protein itu sama, lho! Ada yang berasal dari hewan, ada juga dari tumbuhan. Nah, masing-masing punya manfaat dan karakteristik yang beda.

Penting banget buat tahu perbedaannya supaya kamu bisa menyesuaikan asupan dengan kebutuhan tubuh, apalagi kalau kamu aktif, vegetarian, atau punya target kesehatan tertentu. Dilansir dari Healthline pada Jumat (16/05/2025), berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan protein hewani dan protein nabati—mulai dari kandungan asam amino, sumber makanan, sampai manfaat kesehatannya. Yuk, simak selengkapnya biar kamu bisa pilih mana yang paling cocok buat pola makanmu!

  1. Kandungan Asam Amino: Lengkap atau Perlu Dikombinasikan?

Protein disusun dari asam amino, yaitu molekul kecil yang sangat dibutuhkan tubuh. Dari sekitar 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya tergolong esensial, artinya tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri dan harus didapatkan dari makanan.

Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur dikenal sebagai protein lengkap karena mengandung semua asam amino esensial. Sementara itu, sebagian besar protein nabati—misalnya dari kacang-kacangan, gandum, atau kacang tanah—biasanya tidak lengkap, karena kekurangan satu atau lebih jenis asam amino penting.

Baca Juga :  Manfaat Udang Bagi Kesehatan yang Perlu Anda Diketahui

Tapi tenang, bukan berarti protein nabati kalah. Kombinasi makanan nabati tertentu bisa menciptakan asupan protein lengkap. Contohnya, roti gandum dan selai kacang atau nasi dan kacang-kacangan bisa saling melengkapi kandungan asam aminonya.

  1. Sumber Protein: Banyak Pilihan dari Alam

Baik protein hewani maupun nabati punya ragam sumber yang mudah ditemui. Berikut beberapa contohnya:

Protein Hewani:

  • Telur
  • Ikan dan seafood
  • Daging tanpa lemak
  • Ayam dan kalkun
  • Produk susu: susu, keju, yogurt

Selain kaya protein, sumber hewani juga mengandung nutrisi penting seperti vitamin B12 dan zat besi heme—jenis zat besi yang lebih mudah diserap tubuh dibanding zat besi dari tumbuhan.

Namun, penting untuk pilih sumber hewani yang minim proses. Produk seperti sosis, nugget, atau daging olahan cenderung tinggi lemak jenuh dan natrium.

Protein Nabati:

  • Kacang-kacangan dan polong-polongan
  • Produk kedelai: tempe, tahu, edamame
  • Quinoa, buckwheat, dan roti gandum utuh
  • Biji chia, biji rami, spirulina

Beberapa sumber nabati seperti quinoa, kedelai, dan chia seed juga masuk kategori protein lengkap. Jadi, walaupun umumnya butuh kombinasi, tetap banyak pilihan nabati yang unggul secara kandungan.

  1. Manfaat Kesehatan dari Diet Nabati

Diet tinggi protein nabati ternyata punya banyak dampak positif bagi kesehatan. Studi menunjukkan, pola makan berbasis tumbuhan dapat:

  • Menurunkan tekanan darah
  • Membantu mengontrol kadar gula darah
  • Menurunkan risiko stroke, kanker, dan penyakit jantung
Baca Juga :  Yang Hobi Makan Pepaya Terutama Ibu Hamil, Simak Efek Negatifnya

Tapi ingat, tidak semua makanan nabati otomatis sehat. Sayuran yang digoreng dan biji-bijian olahan tetap bisa berdampak buruk jika dikonsumsi berlebihan. Fokuslah pada makanan utuh seperti biji-bijian, kacang, sayuran, dan minyak nabati yang sehat.

  1. Protein Hewani Juga Punya Peran Penting

Meski protein nabati sedang naik daun, bukan berarti protein hewani harus dicoret dari menu. Konsumsi ikan seperti salmon atau sarden dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.

Selain itu, protein hewani terbukti mendukung pertumbuhan otot dan mencegah kehilangan massa otot yang sering terjadi pada lansia.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Jawabannya: tergantung kebutuhan dan gaya hidupmu. Kalau kamu menjalani diet vegetarian atau vegan, pastikan kombinasi sumber nabatimu mencukupi asam amino esensial. Tapi kalau kamu fleksibel, menggabungkan keduanya bisa jadi pilihan ideal.

Yang paling penting adalah memilih sumber protein yang alami, minim proses, dan bergizi seimbang. Kombinasi keduanya bisa jadi strategi pintar untuk hidup lebih sehat, aktif, dan bertenaga setiap hari.(jpc)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/