Oleh : Maria Magdalena Purba
Masa remaja adalah fase perkembangan kritis yang ditandai dengan potensi dan kerentanan yang sangat besar. Masa ini merupakan masa pencarian jati diri, pembentukan identitas, dan pertumbuhan kognitif (Vankerckhoven et al. 2023). Masa remaja ditandai dengan potensi dan kerentanan yang signifikan. Masa ini merupakan pembentukan identitas, dan pertumbuhan kognitif. Masa remaja juga merupakan masa di mana individu rentan terhadap berbagai tantangan psikologis. Tantangan psikososial yang dihadapi oleh remaja meliputi berbagai isu seperti kesehatan mental, dinamika interaksi sosial, dan adaptasi terhadap tekanan akademis yang semakin intens (Wijayanti et al., 2020). Masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang cepat, sehingga menjadikannya periode yang sangat rentan terhadap kesehatan mental.
Globalisasi saat ini telah membawa revolusi digital, yang secara cepat mengubah cara remaja memandang dan berinteraksi dengan dunia (Haniyah, Novita, and Ruliani 2022). Penggunaan media sosial yang meluas di mana-mana, membuat konektivitas di kalangan remaja menjadi meningkat. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan dampak cyberbullying, masalah citra tubuh, fenomena membanding-bandingkan dan putus asa. Selain itu remaja juga merasakan dampak dari media sosial dengan tekanan prestasi akademik yang semakin kompetitif, sehingga dapat memicu terjadinya stres, kecemasan, dan depresi di kalangan remaja (Indriani et al. 2022; Al Yasin et al. 2022). Interaksi dengan teman sebaya dan dinamika kelompok dilingkungan tempat tinggal remaja juga berperan penting dalam perkembangan Kesehatan mental remaja. (Andangjati et al., 2021).
Interaksi media sosial yang banyak digunakan oleh remaja, menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup mereka, Namun demikian penggunaannya bukan berarti tanpa masalah. Tak sedikit remaja yang mengalami perundungan, pencurian data, hingga kejahatan seksual, secara online. Tidak heran jika orangtua mungkin akan mulai takut dan khawatir kalau anak remaja mereka menghabiskan waktu berjam-jam per hari di platform media sosial yang berbeda. Terlepas dari hal-hal negatif yang begitu banyak, media sosial juga memiliki manfaat yang tidak boleh diabaikan apabila digunakan dengan tepat, terutama jika menyangkut kesehatan mental remaja. Penggunaan digital yang wajar dan tepat pada remaja dapat memberikan dampak potisif dalam aktivtias kehidupan mereka. Dampak positif penggunaan media social /digital ini dapat dirasakan langsung oleh remaja dalam berbagai aktivitas mereka seperti:
- Menghubungi teman-teman yang jauh. Tak mudah bagi remaja untuk kehilangan teman dan sahabatnya. Namun, ketika mereka memiliki kesempatan untuk tetap berhubungan dengan mudah, hal itu dapat berdampak positif pada kesehatan mental mereka. Hubungan pertemanan dapat membawa kebahagiaan bagi remaja. Mengetahui bahwa teman dekat mereka dapat dengan mudah dihubungi dan kedua belah pihak dapat mengikuti kehidupan satu sama lain, berarti persahabatan tidak harus berakhir ketika terjadi perpindahan jarak yang jauh.
- Menjadi tempat untuk mengekspresikan diri. Remaja memiliki banyak emosi yang perlu mereka ekspresikan dengan cara yang aman di media sosial. Media sosial memberikan kesempatan kepada remaja untuk membangun identitas mereka. Ini adalah cara untuk mengungkapkan apa yang penting bagi mereka dan menemukan orang lain yang satu pemikiran. Dengan begitu, remaja dapat memperluas lingkaran pertemanan mereka. Semakin remaja mampu menjelaskan apa yang ada di pikiran mereka, semakin banyak tekanan, kecemasan, dan depresi yang berkurang. Sebagai hasilnya, mereka memiliki pengalaman media sosial yang lebih positif.
- Mendapatkan dukungan emosional dari media sosial. Media sosial mungkin merupakan salah satu sumber daya terbaik yang dimiliki remaja dalam hal dukungan emosional. Ketika remaja merasa didukung, terlepas dari ucapan atau perilakunya, akan mempengaruhi kesehatan mental secara Saat berhubungan dengan orang lain, remaja menyadari bahwa mereka bukan satu-satunya yang mengalami situasi sulit, hal ini membantu mereka memiliki pandangan hidup yang lebih sehat.
- Mudah untuk mengakses Informasi: Remaja dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan pengembangan diri. Remaja juga dapat belajar secara mandiri tentang teknologi digital hal ini dapat membantu remaja untuk meningkatkan keterampilan teknologi nya seperti pemrograman, desain grafis, atau pengolahan data, yang bermanfaat di dunia kerja serta mendukung Pendidikan yang ditempuhnya.
- Meningkatkan Kreativitas dan Ekspresi Diri: bagi remaja melalui ide dan karya-karya mereka, seperti melalui video, musik, atau seni digital sehingga remaja lebih kreatif dan percaya diri memudahkan para remaja untuk belajar melalui aplikasi dan platform pendidikan yang telah tersedia. Hal ini memungkinkan remaja untuk belajar secara mandiri, ,melalui kursus online, video edukatif, dan sumber daya pembelajaran lainnya, yang memungkin kan remaja untuk belajar kapan saja, dan dimana saja sesuai keinginannya.
- Meningkatkan kesadaran Sosial: Media digital dapat membantu meningkatkan kesadaran remaja tentang isu-isu global, seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan kesehatan mental, serta memotivasi mereka untuk terlibat dalam gerakan sosial.
Kesehatan mental menjadi sesuatu yang sangat penting dan berharga yang harus dimiliki oleh remaja di era digital. Kesehatan mental remaja sangat penting dan menjadi perhatian semua pihak, baik orangtua, keluarga, serta masyarakat, untuk mewujudkan dan membangun kesehatan mental remaja dalam menghadapi segala tantangan perkembangan teknologi di era digital.
Upaya yang dapat dilakukan dapat berupa penerapan budaya positif di lingkungan sekolah dengan menciptakan lingkungan yang positif bagi perkembangan mental remaja (wellbeing). Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan- kebiasaan dalam aktivtas sehari-hari yang berpihak pada remaja. Budaya positif ini dapat mengembangkan pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Upaya lain juga dilakukan melalui program Bimbingan Konseling untuk mencapai kesejahteraan mental remaja di era digital.
Program konseling yang dikembangkan dapat berupa Character Building, Bimbingan Klasikal, Konseling Kelompok dan Konseling Individu, Konseling Character Building bertujuan untuk membimbing remaja sebagai generasi muda agar menjadi cerdas dan memilki perilaku yang baik dan berbudi pekerti (Sihotang Hotmanauli, 2020), sedangkan layanan bimbingan klasikal bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja, melalui layanan Konseling Individual dan Konseling Kelompok yang ditangani oleh tenaga ahli, maka penanganan permasalahan Kesehatan mental remaja dapat ditangani dengan cepat dan tepat. (*)
Penulis adalah Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya Departemen Keperawatan Jiwa.