“Keberadaan kedua makam tersebut sering dikaitkan dengan sejarah berdirinya Sampit dan awal penyebaran Islam di Kotawaringin. Sejarah ini sering dibacakan setiap peringatan hari jadi Kabupaten Kotim,” ucap Khozaini.
Politisi Partai Hanura ini juga berharap pemerintah daerah dapat mengembangkan potensi obyek wisata religi ini. Pihaknya akan mendorong pengembangan wisata religi tersebut, selain sebagai bentuk pelestarian bukti sejarah, juga bisa menjadi sarana penggerak roda ekonomi masyarakat. (bah/ans).